UJIAN TENGAH SEMESTER
Nama
: Suci Utari
NIM : 2015.01.110
Semester
: V PAI B
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Ani
Nafisah, M.Pd.I
Tehnik &
Pendekatan : Ujian tertulis dengan tehnik bentuk soal
objektif/ take home
1.
Kemukakan
beberapa definisi psikologi dari para ahli lakukan analisis dan simpulkan serta
kemukakan definisi psikologi dan psikologi pendidikan berdasarkan pemahaman
anda!
2.
Perkembangan
mencakup banyak aspek yaitu aspek fisik, motorik, bahasa, intelegensi, dan
sebagainya. Perkembangan pada aspek tersebut dipengaruhi oleh faktor hereditas
dan lingkungan. Apakah sama pengaruh kedua faktor tersebut pada semua aspek
diatas? Jelaskan dan beri contoh!
3.
Ada
berbagai teori belajar dalam paradigma positif, lakukan perbandingan
teori-teori belajar tersebut, dalam menjelaskan fakta belajar! (bisa
perbandingkan dalam bentuk tabel)
4.
Jelaskan
bagaimana pengaruh intelegensi pada keberhasilan belajar!
Jawaban:
1.
Definisi
psikologi dari para ahli dan psikologi pendidikan
a.
Beberapa
definisi tentang psikologi yang dikemukakan oleh para ahli antara lain:
1)
Willhem
Wundt (dalam
Davidoff, 1981) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang kesadaran
manusia (the science of human consciouness).
2)
Woodworth
dan Marquis (1975) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu
tentang aktivitas-aktivitas individu, mencakup aktivitas motorik, kognitif,
maupun emosional.
3)
Branca
(1965) dalam bukunya yang berjudul Psychology The Science of
Behaviour, mendefinisikan psikologu sebagai ilmu tentang perilaku.
4)
Sartain
dkk (1967) menyatakan bahwa psikologi merupakan ilmu tentang
perilaku manusia.
5)
Knight
and Knight (1981) menyatakan bahwa psikologi dapat
didefinisikan sebagai studi sistematis tentang pengalaman dan perilaku manusia
dan hewan, normal dan abnormal, individu dan sosial.
6)
Morgan
dkk (1986) menyatakan psikologi adalah ilmu tentang perilaku
manusia dan hewan, namun penerapan ilmu tersebut pada manusia (the science
of human and animal behaviour; it includes the aplication of this science to
human problems).
Dari beberapa definisi psikologi menurut para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan psikologi adalah ilmu tentang kesadaran
manusia, aktivitas-aktivitas yang mencakup aktivitas motorik, kognitif, maupun
emosional dan studi sistematis tentang pengalaman dan perilaku manusia dan
hewan, normal dan abnormal, individu dan sosial.
b.
Menurut
saya yang dimaksud dengan psikologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki gejala-gejala kejiwaan individu di dalam pendidikan.
2.
Pengaruh
faktor hereditas dan lingkungan terhadap aspek fisik, motorik, bahasa dan
intelegensi
a.
Fisik
& Motorik
1)
Hereditas
Tinggi, bentuk, kerangka, dan struktur badan disebabkan oleh
pertumbuhan potensi-potensi atau sifat-sifat dalam “genes”, struktur
dari sistem saraf juga dibentuk oleh pertumbuhan genetis, dan batas-batas
perkembangan itu sangat bervariasi. Dengan demikian, perbedaan skill
motorik dan kemampuan-kemampuan stletik pada anak dan orang dewasa
kebanyakan disebabkan oleh hereditas.
2)
Lingkungan
Segenap pengaruh hereditas itu dapat diganggu oleh lingkungan yang
abnormal. Telebih-lebih kesehatan jasmaniah dan kehidupan itu sendiri
tergantung pada baik tidaknya pemeliharaan. Karena itu, pemeliharaan kesehatan,
pemenuhan gizi dan vitamin adalah penting. Kelemahan dan kekurangan kondisi
lingkungan sangat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
b.
Bahasa
Bahasa bisa dipengaruhi oleh faktor hereditas dan lingkungan.
Pengaruh faktor hereditas contohnya; seorang anak yang lahir di kota Palembang,
orang tuanya sehari-hari menggunakan bahasa Palembang, maka anak itu akan ikut
berbahasa Palembang.
Contoh pengaruh faktor lingkungannya yaitu, ketika dirumah anak itu
berbahasa Palembang, kemudian anak itu sekolah dan dalam pelajaran ia menjadi
siswa, dimana guru mengharuskan kalau dalam kelas menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, maka anak itupun akan belajar berbahasa Indonesia yang
baik dan benar.
c.
Intelegensi
Para ahli psikologi berbeda pendapat tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Menurut ahli, intelegensi sepenuhnya
ditentukan oleh faktor genetik, sebagian ahli lain berpendapat bahwa
perkembangan intelegensi dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Akan tetapi,
sebagian besar ahli justru mengambil posisi di tengah, mereka meyakini bahwa
intelegensi seseorang dipengaruhi oleh keduanya, yaitu pembawaan dan juga
lingkungan.
Meski sebagian besar ahli telah sependapat bahwa faktor yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi adalah faktor genetik dan lingkungan.
Akan tetapi, mereka tetap berbeda pendapat tentang berapa banyak yang
disumbangkan oleh masing-masing faktor atau sejauh mana faktor-faktor tersebut
berpengaruh. Menurut sebagian ahli, faktor yang paling dominan berpengaruh
terhadap intelegensi adalah faktor pembawaan. Hal ini dapat dipahami karena
orang yang terlahir dengan intelegensi yang sangat rendah tidak mungkin
ditingkatkan meski lingkungan dan teknik pendidikan sebaik apapun. Akan tetapi,
faktor lingkungan juga berperan penting, karena seorang anak yang terlahir
sebagai jenius bila tidak mendapat pengasuhan dan pendidikan yang layak maka
tidak akan menjadi jenius.
Para ahli berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi intelegensi
dibandingkan dengan lingkungan, sedang sifat-sifat emosionil seperti perasaan
takut, kemauan, dan sebagainya lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan
dibandingkan dengan hereditas.
Jadi kesimpulannya, aspek fisik, motorik, bahasa dan intelegensi
semua berawal dari faktor hereditas atau pembawaan lahir, kemudian pada aspek
bahasa dan intelegensi untuk meningkatkannya yaitu dengan faktor lingkungan.
3.
Perbandingan
teori-teori belajar
No
|
Paradigma Behavioristik
|
Paradigma Kognitif
|
Paradigma Konstruktivis
|
1
|
Paradigma behavioristik
yang menekankan proses belajar sebagai perubahan relatif permanen pada
perilaku yang dapat diamati dan timbul sebagai hasil pengalaman.
|
Paradigma kognitif
yang berpendapat bahwa belajar tidak hanya ditunjukkan oleh perubahan
perilaku yang dapat diamati, akan tetapi belajar adalah perubahan struktur
mental internal seseorang yang memberikan kapasitas padanya untuk menunjukkan
perubahan perilaku.
|
Paradigma konstruktivis
yang memandang belajar sebagai proses konstruksi pengetahuan oleh individu
berdasarkan pengalaman.
|
2
|
Penekanan hanya pada
perilaku yang dapat dilihat, tanpa memperhatikan perubahan-perubahan atau
proses-proses internal apapun yang terlibat didalamnya.
|
Fokus teori kognitif
adalah potensi untuk berperilaku dan bukan pada perilakunya sendiri. Teori
belajar kognitif menekankan pentingnya proses mental seperti berfikir, dan
mempokuskan pada apa yang terjadi pada pemelajar.
|
Belajar menurut
konstruktivis dapat dirumuskan sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman
kongkrit, melalui aktivitas kolaboratif, refleksi dan interpretasi.
|
3
|
Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah :
a.
Teori
Classical Conditioning dari Ivan Pavlov, Connectionism dari
Thorndike.
b.
Teori
Behaviorisme dari Watson.
c.
Teori
Sistem dari Clark Hull.
d.
Teori
Contiguity dari Edwin Guthrie, dan Operant Conditioning dari
B.F. Skinner.
|
Yang termasuk dalam
paradigma ini adalah:
a.
Teori
Gestalt.
b.
Teori
Puposive Behaviorismmi dari Edward Tolman, dan Field Theory
dari Kurt Lewin, Information-processing theory.
c.
Dan
teori Atribusi dari Weiner.
|
Teori-teori dalam
paradigma ini diantaranya adalah:
a.
Teori
Individual Cognitive Constructivist dari Jean Piaget.
b.
Teori
Sosiocultural Constructivist dari Vygotsky.
|
4.
Pengaruh
intelegensi pada keberhasilan belajar
Intelegensi seseorang diyakini
sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar yang dicapainya. Berdasarkan hasil
penelitian, prestasi belajar biasanya berkolerasi searah dengan tingkat
intelegensi seseorang. Artinya, semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang,
maka semakin tinggi prestasi belajar yang dicapainya. Bahkan menurut sebagian
besar ahli, intelegensi merupakan modal utama dalam belajar dan mencapai hasil
yang optimal.
Tinggi rendahnya hasil belajar yang
dicapai oleh siswa bergantung pada tinggi rendahnya intelegensi yang dimiliki.
Meski demikian, intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar