Assalamu'alaikum.. Selamat Datang di Blog Suci Utari.. Selamat Membaca, Semoga Dapat Memberikan Manfaat.. Mohon Kritik dan Sarannya ^_^

Rabu, 22 November 2017

UJIAN TENGAH SEMESTER PSIKOLOGI PENDIDIKAN

UJIAN TENGAH SEMESTER
Nama                           : Suci Utari
NIM                             : 2015.01.110
Semester                      : V PAI B
Mata Kuliah                 : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu        : Ani Nafisah, M.Pd.I
Tehnik & Pendekatan              : Ujian tertulis dengan tehnik bentuk soal objektif/ take home
1.      Kemukakan beberapa definisi psikologi dari para ahli lakukan analisis dan simpulkan serta kemukakan definisi psikologi dan psikologi pendidikan berdasarkan pemahaman anda!
2.      Perkembangan mencakup banyak aspek yaitu aspek fisik, motorik, bahasa, intelegensi, dan sebagainya. Perkembangan pada aspek tersebut dipengaruhi oleh faktor hereditas dan lingkungan. Apakah sama pengaruh kedua faktor tersebut pada semua aspek diatas? Jelaskan dan beri contoh!
3.      Ada berbagai teori belajar dalam paradigma positif, lakukan perbandingan teori-teori belajar tersebut, dalam menjelaskan fakta belajar! (bisa perbandingkan dalam bentuk tabel)
4.      Jelaskan bagaimana pengaruh intelegensi pada keberhasilan belajar!
Jawaban:
1.      Definisi psikologi dari para ahli dan psikologi pendidikan
a.       Beberapa definisi tentang psikologi yang dikemukakan oleh para ahli antara lain:
1)        Willhem Wundt (dalam Davidoff, 1981) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang kesadaran manusia (the science of human consciouness).
2)        Woodworth dan Marquis (1975) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang aktivitas-aktivitas individu, mencakup aktivitas motorik, kognitif, maupun emosional.
3)        Branca (1965) dalam bukunya yang berjudul Psychology The Science of Behaviour, mendefinisikan psikologu sebagai ilmu tentang perilaku.
4)        Sartain dkk (1967) menyatakan bahwa psikologi merupakan ilmu tentang perilaku manusia.
5)        Knight and Knight (1981) menyatakan bahwa psikologi dapat didefinisikan sebagai studi sistematis tentang pengalaman dan perilaku manusia dan hewan, normal dan abnormal, individu dan sosial.
6)        Morgan dkk (1986) menyatakan psikologi adalah ilmu tentang perilaku manusia dan hewan, namun penerapan ilmu tersebut pada manusia (the science of human and animal behaviour; it includes the aplication of this science to human problems).
Dari beberapa definisi psikologi menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan psikologi adalah ilmu tentang kesadaran manusia, aktivitas-aktivitas yang mencakup aktivitas motorik, kognitif, maupun emosional dan studi sistematis tentang pengalaman dan perilaku manusia dan hewan, normal dan abnormal, individu dan sosial.
b.      Menurut saya yang dimaksud dengan psikologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan individu di dalam pendidikan.
2.      Pengaruh faktor hereditas dan lingkungan terhadap aspek fisik, motorik, bahasa dan intelegensi
a.       Fisik & Motorik
1)      Hereditas
Tinggi, bentuk, kerangka, dan struktur badan disebabkan oleh pertumbuhan potensi-potensi atau sifat-sifat dalam “genes”, struktur dari sistem saraf juga dibentuk oleh pertumbuhan genetis, dan batas-batas perkembangan itu sangat bervariasi. Dengan demikian, perbedaan skill motorik dan kemampuan-kemampuan stletik pada anak dan orang dewasa kebanyakan disebabkan oleh hereditas.
2)      Lingkungan
Segenap pengaruh hereditas itu dapat diganggu oleh lingkungan yang abnormal. Telebih-lebih kesehatan jasmaniah dan kehidupan itu sendiri tergantung pada baik tidaknya pemeliharaan. Karena itu, pemeliharaan kesehatan, pemenuhan gizi dan vitamin adalah penting. Kelemahan dan kekurangan kondisi lingkungan sangat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
b.      Bahasa
Bahasa bisa dipengaruhi oleh faktor hereditas dan lingkungan. Pengaruh faktor hereditas contohnya; seorang anak yang lahir di kota Palembang, orang tuanya sehari-hari menggunakan bahasa Palembang, maka anak itu akan ikut berbahasa Palembang.
Contoh pengaruh faktor lingkungannya yaitu, ketika dirumah anak itu berbahasa Palembang, kemudian anak itu sekolah dan dalam pelajaran ia menjadi siswa, dimana guru mengharuskan kalau dalam kelas menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka anak itupun akan belajar berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
c.       Intelegensi
Para ahli psikologi berbeda pendapat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Menurut ahli, intelegensi sepenuhnya ditentukan oleh faktor genetik, sebagian ahli lain berpendapat bahwa perkembangan intelegensi dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Akan tetapi, sebagian besar ahli justru mengambil posisi di tengah, mereka meyakini bahwa intelegensi seseorang dipengaruhi oleh keduanya, yaitu pembawaan dan juga lingkungan.
Meski sebagian besar ahli telah sependapat bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi adalah faktor genetik dan lingkungan. Akan tetapi, mereka tetap berbeda pendapat tentang berapa banyak yang disumbangkan oleh masing-masing faktor atau sejauh mana faktor-faktor tersebut berpengaruh. Menurut sebagian ahli, faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap intelegensi adalah faktor pembawaan. Hal ini dapat dipahami karena orang yang terlahir dengan intelegensi yang sangat rendah tidak mungkin ditingkatkan meski lingkungan dan teknik pendidikan sebaik apapun. Akan tetapi, faktor lingkungan juga berperan penting, karena seorang anak yang terlahir sebagai jenius bila tidak mendapat pengasuhan dan pendidikan yang layak maka tidak akan menjadi jenius.
Para ahli berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi intelegensi dibandingkan dengan lingkungan, sedang sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut, kemauan, dan sebagainya lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan hereditas.
Jadi kesimpulannya, aspek fisik, motorik, bahasa dan intelegensi semua berawal dari faktor hereditas atau pembawaan lahir, kemudian pada aspek bahasa dan intelegensi untuk meningkatkannya yaitu dengan faktor lingkungan.
3.      Perbandingan teori-teori belajar
No
Paradigma Behavioristik
Paradigma Kognitif
Paradigma Konstruktivis
1
     Paradigma behavioristik yang menekankan proses belajar sebagai perubahan relatif permanen pada perilaku yang dapat diamati dan timbul sebagai hasil pengalaman.
       Paradigma kognitif yang berpendapat bahwa belajar tidak hanya ditunjukkan oleh perubahan perilaku yang dapat diamati, akan tetapi belajar adalah perubahan struktur mental internal seseorang yang memberikan kapasitas padanya untuk menunjukkan perubahan perilaku.
  Paradigma konstruktivis yang memandang belajar sebagai proses konstruksi pengetahuan oleh individu berdasarkan pengalaman.
2
     Penekanan hanya pada perilaku yang dapat dilihat, tanpa memperhatikan perubahan-perubahan atau proses-proses internal apapun yang terlibat didalamnya.
     Fokus teori kognitif adalah potensi untuk berperilaku dan bukan pada perilakunya sendiri. Teori belajar kognitif menekankan pentingnya proses mental seperti berfikir, dan mempokuskan pada apa yang terjadi pada pemelajar.
      Belajar menurut konstruktivis dapat dirumuskan sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman kongkrit, melalui aktivitas kolaboratif, refleksi dan interpretasi.
3
     Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
a.         Teori Classical Conditioning dari Ivan Pavlov, Connectionism dari Thorndike.
b.        Teori Behaviorisme dari Watson.
c.         Teori Sistem dari Clark Hull.
d.        Teori Contiguity dari Edwin Guthrie, dan Operant Conditioning dari B.F. Skinner.
     Yang termasuk dalam paradigma ini adalah:
a.         Teori Gestalt.
b.        Teori Puposive Behaviorismmi dari Edward Tolman, dan Field Theory dari Kurt Lewin, Information-processing theory.
c.         Dan teori Atribusi dari Weiner.
     Teori-teori dalam paradigma ini diantaranya adalah:
a.         Teori Individual Cognitive Constructivist dari Jean Piaget.
b.        Teori Sosiocultural Constructivist dari Vygotsky.

4.      Pengaruh intelegensi pada keberhasilan belajar
Intelegensi seseorang diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar yang dicapainya. Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar biasanya berkolerasi searah dengan tingkat intelegensi seseorang. Artinya, semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka semakin tinggi prestasi belajar yang dicapainya. Bahkan menurut sebagian besar ahli, intelegensi merupakan modal utama dalam belajar dan mencapai hasil yang optimal.

Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa bergantung pada tinggi rendahnya intelegensi yang dimiliki. Meski demikian, intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi Yakinlah

  Yakinlah Oleh : Suci Utari   Masih ingat masalah di akhir tahun kemarin? Saat itu dilematis sekali mencerup hawa bening Laksana ...