Assalamu'alaikum.. Selamat Datang di Blog Suci Utari.. Selamat Membaca, Semoga Dapat Memberikan Manfaat.. Mohon Kritik dan Sarannya ^_^

Kamis, 21 Desember 2017

KESULITAN BELAJAR DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

KESULITAN BELAJAR DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

Ditulis sebagai Makalah Diskusi Kelas
Mata Kuliah Psikologi Pendidikan


Disusun Oleh : Kelompok X
Semester : V PAI B
1.      Apriani           (2015.01.011)
2.      Marlinda        (2015.01.069)
3.      Suci Utari       (2015.01.110)
Dosen Pengampu: Ani Nafisah, M.Pd.I


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH
INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

DAFTAR ISI





BAB I

PENDAHULUAN
1.      Apa definisi dari belajar?
2.      Apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar?
3.      Apa saja faktor-faktor kesulitan belajar?
4.      Bagaimana diagnosis kesulitan belajar?
5.      Bagaimana alternatif pemecahan kesulitan belajar?
6.      Bagaimana strategi pemecahan masalahnya?
7.      Apa definisi dari media pembelajaran?
1.    Untuk mengetahui definisi dari belajar
2.    Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kesulitan belajar
3.    Untuk mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar
4.    Untuk mengetahui diagnosis kesulitan belajar
5.    Untuk mengetahui alternatif pemecahan kesulitan belajar
6.    Untuk mengetahui strategi pemecahan masalahnya
7.    Untuk mengetahui definisi dari media pembelajaran



BAB II

PEMBAHASAN
Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hayat. Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap manusia terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena belajar (Suryabrata, 2002). Dengan demikian, belajar merupakan proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang. Karenanya, pemahaman yang benar tentang konsep belajar sangat diperlukan, terutama bagi kalangan pendidik yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah belajar digunakan secara luas. Hal ini disebabkan karena aktivitas yang disebut belajar itu muncul dalam berbagai bentuk. Membaca buku, menghafal ayat Al-Qur’an, mencatat pelajaran, hingga menirukan perilaku tokoh dalam televisi, semua disebut belajar.[1]
Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi.
Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik. Dalam keadaan ini dimana anak didik/ siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan “kesulitan belajar”.
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah (kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non-intelegensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar.
Karena itu dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat, pada setiap anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar.[2]
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1.      Faktor Internal, yaitu:
a.       Sebab-sebab kesulitan belajar yang bersifat fisik, yaitu karena sakit atau menderita cacat tubuh.
b.      Sebab-sebab kesulitan belajar yang bersifat psikis, yaitu faktor intelegensi, bakat, minat, motivasi dan kesehatan mental.
2.      Faktor Eksternal, yaitu:
a.       Faktor Keluarga
1)      Faktor orang tua:
a)      Cara mendidik
b)      Hubungan orang tua dengan anak
c)      Contoh atau bimbingan dari orang tua
d)      Suasana rumah atau keluarga
e)      Keadaan ekonomi keluarga, baik keadaan ekonomi yang kurang (miskin) maupun berlebihan (kaya).
b.      Faktor sekolah
1)        Faktor guru:
a)      Guru yang tidak berkualitas
b)      Hubungan antara guru dengan peserta didik yang kurang baik
c)      Guru yang tidak mempunyai kecakapan dalam usaha mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik.
d)      Kesulitan belajar yang ditimbulkan oleh metode mengajar guru.
2)        Faktor alat, karena tanpa adanya alat, terutama bagi pelajaran yang bersifat praktikum, akan menimbulkan kesulitan belajar. Karena kesulitan alat, guru cenderung menggunakan metode ceramah yang dapat menimbulkan kepasifan peserta didik.
3)        Faktor gedung sekolah pada umumnya dan ruang kelas pada khususnya.
4)        Faktor kurikulum
5)        Faktor waktu sekolah dan disiplin yang kurang
c.       Faktor media massa dan lingkungan sosial, baik teman bergaul, lingkungan tetangga, maupun aktivitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebab-sebab kesulitan belajar ini dapat berupa sebab-sebab individual maupun sebab-sebab yang kompleks.[3]
a.         Observasi: cara memperoleh data dengan langsung mengamati terhadap objek. Data-data yang dapat diperoleh dengan observasi, misalnya:
b.        Interview: adalah cara mendapatkan data dengan wawancara langsung terhadap orang yang diselidiki atau terhadap orang lain yang dapat memberikan informasi tentang orang yang diseleksi.
c.         Tes diagnostik: adalah suatu cara mengumpulkan data dengan tes.
d.        Dokumentasi: adalah cara mengetahui sesuatu dengan melihat catatan-catatan, arsip-arsip, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan orang yang diselidiki. Untuk mengenal murid yang mengalami kesulitan belajar bisa melihat:


1.      Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Assocaiton/ NEA) media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.[12]
2.      Pengembangan Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat dipilih dengan pertimbangan akan memberikan dukungan terhadap isi bahan pembelajaran dan kemudahan  untuk memperolehnya. Tetapi jika pembelajaran yang sesuai belum tersedia, maka guru perlu berupaya mengembangkannya sendiri. Pengembangan media sederhana dapat dikembangkan oleh guru sendiri.
a.         Media Berbasis Visual
Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam bentuk seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa/gambar grafis, grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih.
Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Tampilan visual harus dapat dengan mudah dimengerti, terang/dapat dibaca, dan dapat menarik perhatian sehingga ia mampu menyampaikan pesan yang dinginkan oleh pengguna.
b.        Media Proyeksi
Over Head Projector (OHP), merupakan media proyeksi visual yang relatif sederhana, yang berfungsi memproyeksikan gambar pada transparan.
c.         Media Berbasis Audio Visual
Media audio dan audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang bisa dilihat dan didengar. Contohnya seperti: televisi dan video.[13]


BAB III

PENUTUP
1.         Definisi Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hayat. Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap manusia terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena belajar (Suryabrata, 2002).
2.         Pengertian Kesulitan Belajar
Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik. Dalam keadaan ini dimana anak didik/ siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan “kesulitan belajar”.
3.         Faktor-faktor Kesulitan Belajar
a.    Faktor internal
b.    Faktor eksternal
4.         Diagnosis Kesulitan Belajar
a.    Identifikasi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar;
b.    Penggunaan Catatan waktu belajar Efektif;
c.    Penggunaan Catatan Kehadiran (Presensi) dan Ketidakhadiran (Absensi)
d.    Penggunaan Catatan Partisipasi (Partisipasi Chat);
e.    Penggunaan Catatan dan Bagan Sosiometri;
5.         Alternatif Pemecahan Kesulitan Belajar
a.    Observasi Kelas
b.    Pemeriksaan Alat Indera
c.    Teknik Main Peran
d.    Tes Diagnosis Kecakapan/Tes IQ/Psikotes
e.    Menyusun Program Perbaikan
6.         Strategi Pemecahan Maslah (Memahami dan Mendiagnosis Masalah, Menciptakan Solusi, dan Mengevaluasi Solusi)
a.         Memahami dan Mendiagnosis Masalah
b.        Menciptakan Solusi & Mengevaluasi Solusi
7.         Media Pembelajaran
a.       Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
b.      Pengembangan Media Pembelajaran
1)      Media Berbasis Visual
2)      Media Proyeksi
3)      Media Berbasis Audio Visual


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dalyono. 2015. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto & Mohammad Farid. 2015. Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Gava Media.
Khodijah, Nyayu. 2011. Psikologi Pendidikan. Palembang: Grafika Telindo Press.
S. Sadiman, Arief dkk. 2010. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sumantri, Mohammad Syarif. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.




[1] Nyayu Khodijah. Psikologi Pendidikan. (Palembang: Grafika Telindo Press, 2011). Hal: 53.
[2] Abu Ahmadi & Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004). Hal: 77-78.
[3] Daryanto & Mohammad Farid. Bimbingan Konseling. (Yogyakarta: Gava Media, 2015). Hal: 94-95.
[4] Ibid. Hal: 97-99.
[5] Ibid. Hal: 99.
[6] Ibid. Hal: 96-97.
[7] Dalyono. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2015). Hal: 246.
[8] Ibid. Hal: 246-249.
[9] Ibid. Hal: 249-250.
[10] Ibid. Hal: 250-252.
[11] Ibid. Hal: 253.
[12] Arief S. Sadiman, dkk. Media Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). Hal: 6-7.
[13] Mohamad Syarif Sumantri. Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Rajawali Pers, 2015). Hal: 312-322.

Puisi Yakinlah

  Yakinlah Oleh : Suci Utari   Masih ingat masalah di akhir tahun kemarin? Saat itu dilematis sekali mencerup hawa bening Laksana ...