Assalamu'alaikum.. Selamat Datang di Blog Suci Utari.. Selamat Membaca, Semoga Dapat Memberikan Manfaat.. Mohon Kritik dan Sarannya ^_^

Minggu, 20 Agustus 2023

Puisi Yakinlah

 

Yakinlah

Oleh : Suci Utari

 

Masih ingat masalah di akhir tahun kemarin?

Saat itu dilematis sekali mencerup hawa bening

Laksana negeri di atas awan

Kabut asap memangkas jarak pandang

 

Sholat meminta hujan dan rekayasa hujan buatan

Semua usaha telah dilakukan

Berkat kesabaran dan anugerah Tuhan

Kita bisa melewati rintangan

 

Yakinlah, badai pasti berlalu

Patuhi aturan pemerintah

Agar corona cepat berlalu

Tak lupa tingkatkan ibadah

 

Di rumah aja tidaklah membosankan

Jika melakukan yang bermanfaat

Memutuskan mata rantai penyebaran

Agar semuanya selamat dan sehat

Puisi Ayo Bangkit

 

Ayo Bangkit!

Oleh: Suci Utari

 

Dua tahun kita berjuang melawan pandemi

Jutaan jiwa sudah menjadi umpan

Bayi yang suci, remaja produktif

Bahkan, tulang punggung kebanggaan keluarga

 

Ia tak pernah mengerti

Alangkah sengsaranya orang yang ditinggalkan

Mengais rezeki mencari sesuap nasi

Supaya hidup dapat bertahan

 

Ekonomi yang semakin sulit

Memaksa diri untuk pandai mengirit

Pun lapangan pekerjaan yang kiat sedikit

Membuat diri mati tercekik

 

Sudah sembilan puluh empat tahun sumpah dikumandangkan

Ayo bangkit pemuda pemudi Indonesia

Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa

Untuk Indonesia yang lebih baik

 

Tanjung Gelam, 1 November 2022

Puisi Merindu

 

Bolehkah Merindu?

Karya : Suci Utari

 

Untukmu yang memilih meninggalkan

Padahal sempat singgah dan menetap

Sampai-sampai memiliki angan-angan

Menua bersama dalam satu atap

 

Sanda tak pernah hendak menyerah

Mestinya sira menyadari

Sanda sekadar melepas lelah

Sebab semesta tak pernah turut merestui

 

Setelah segala apa yang terjadi

Bolehkah sanda merindu?

 

Menikmati es kelapa muda

Bercengkerama laksana tempo lalu

Saat hari mulai senja

Di sore kala itu

Puisi Yakinlah

  Yakinlah Oleh : Suci Utari   Masih ingat masalah di akhir tahun kemarin? Saat itu dilematis sekali mencerup hawa bening Laksana ...