Assalamu'alaikum.. Selamat Datang di Blog Suci Utari.. Selamat Membaca, Semoga Dapat Memberikan Manfaat.. Mohon Kritik dan Sarannya ^_^

Selasa, 28 November 2017

UTS PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI

UJIAN TENGAH SEMESTER
Nama                           : Suci Utari
NIM                             : 2015.01.110
Semester                      : V PAI B
Mata Kuliah                 : Pengembangan Kurikulum PAI
Dosen Pengampu        : Mustafiyanti, M.Pd.I
JAWABLAH SOAL DI BAWAH INI DENGAN TEPAT, SINGKAT DAN BENAR !!
1.      Jelaskan konsep kurikulum secara sempit dan luas dan bagaimana konsep kurikulum itu diterapkan dalam pembelajaran PAI di sekolah / madrasah?
2.      Sebutkan beberapa alasan kurikulum mengalami perubahan dan berikan alasan berupa contoh pada mata pelajaran PAI?
3.      Deskripsikan makna kurikulum, baik dari pengertian yang sempit maupun luas menurut berbagai pendapat dan apa esensi kurikulum itu!
4.      Jelaskan kedudukan kurikulum dalam Sistem Pendidikan dan Pendidika  Nasional?
5.      Ganti menteri ganti kurikulum benarkah, sementara menteri belum ganti, kurikulum 2013 lebih duluan hadir. Berikan opini anda secara ilmiyah!
6.      Kurikulum dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup secara baik dalam masyarakat. Sebagai suatu komponen terpenting dari pendidikan, paling tidak kurikulum mempunyai tiga peranan utama, yaitu peran konservataif, peran kreatif, peran kritis atau evaluatif. Di samping itu secara fungsional juga kurikulum berfungsi sebagai common and general education, supplementation, exploration dan specilization. Tulislah dalam essay singkat anda peran dan fungsi kurikulum dalam konteks pendidikan modern!
7.      Cukup banyak aliran yang mempengaruhi pengembangan kurikulum. Terangkan yang terpenting dari berbagai aliran tersebut!
8.      Ada beberapa kriteria yang dipakai untuk mengembangkan isi kurikulum. Terangkan kriteria tersebut, sehingga sekolah/madrasah dapat memberikan pendidikan yang fungsional agar siswa benar-benar dipersiapkan untuk menghadapi masalah-masalah yang ada dalam masyarakat.
JAWABAN:
1.      Konsep kurikulum secara sempit dan luas
a.       Kurikulum dalam arti sempit, adalah jumlah mata pelajaran yang harus dituntaskan oleh siswa untuk mendapatkan ijazah, ijazah menggambarkan tingkat kemampuan.
b.      Kurikulum dalam arti luas, adalah bukan hanya jumlah mata pelajaran tetapi bagaimana guru atau pihak sekolah mendorong siswa untuk belajar di dalam maupun di luar lingkungan.
2.      Alasan kurikulum mengalami perubahan
a.       Perluasan pemerataan kesempatan belajar
b.      Peningkatan mutu pendidikan
c.       Relevansi pendidikan
d.      Efektivitas dan efisiensi pendidikan.
e.       Adanya perkembangan dan perubahan bangsa yang satu dengan yang lain.
f.        Berkembangnya industri dan produksi atau teknologi.
g.      Pemikiran baru mengenai proses belajar-mengajar.
3.      Makna kurikulum secara sempit dan luas
a.       Makna kurikulum secara sempit
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan nasional.

b.      Makna kurikulum secara luas
Kurikulum yaitu suatu program pendidikan yang termasuk kurikulum yang merangkumi semua pengetahuan, kemahiran, norma, nilai, unsur kebudayaan dan kepercayaan untuk membantu perkembangan seseorang murid dengan sepenuhnya dari segi jasmani, rohani, mental dan emosi serta untuk menanamkan dan mempertingkatkan nilai moral yang diingini dan untuk mencapai pengetahuan.
4.      Kedudukan kurikulum dalam Sistem Pendidikan dan Pendidikan Nasional
a.       Kurikulum sebagai Sistem Pendidikan
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.
b.      Kurikulum sebagai Sistem Pendidikan Nasional
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Di sinilah  awal kedudukan kurikulum dalam sistem pendidikan nasional. Kedudukan ini sekaligus menunjukkan peran strategis kurikulum dalam pendidikan, baik pendidikan formal, pendidikan nonformal maupun pendidikan informal, pada setiap jenis dan jenjang pendidikan.
5.      Opini tentang ganti menteri ganti kurikulum
Telah dijelaskan pada jawaban diatas bahwa alasan perubahan kurikulum itu salah satunya, peningkatan mutu pendidikan, pemikiran baru mengenai proses belajar-mengajar. Dari sana dapat dilihat tidak ada pengaruh antara ganti menteri dengan perubahan kurikulum, tapi untuk mengesahkan pergantian kurikulum itu baru menteri akan terlibat.
Kemudian, kurikulum itu berubah bukan langsung berubah, tetapi pertahap, dimana setiap tahap harus dipertimbangkan secara bersama-sama. Setelah semua sependapat maka akan di uji cobakan selama beberapa waktu, bila ada yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka akan dimusyawarahkan lagi, kemudian di ujicobakan lagi, dan jika semua sudah tepat, barulah kurikulum itu di ubah.
6.      Peran dan fungsi kurikulum dalam konteks pendidikan modern
a.       Peran kurikulum dalam konteks pendidikan modern
1)      Peran konservatif, yaitu peranan kurikulum untuk mewariskan, menstransmisikan, dan menafsirkan nilai-nilai sosial dan budaya masa lampau yang tetap eksis dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai positif dan bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik di masa yang akan datang.
2)      Peran kreatif, yaitu peranan kurikulum untuk menciptakan dan menyusun kegiatan-kegiatan yang kreatif dan konstruktif sesuai dengan perkembangan peserta didik dan kebutuhan masyarakat.
3)      Peran kritis dan evaluatif, yaitu peranan kurikulum untuk menilai dan memilih nilai-nilai sosial-budaya yang akan diwariskan kepada peserta didik berdasarkan kriteria tertentu.
Dapat disimpulkan dari peranan diatas yaitu, peranan kurikulum itu untuk memwariskan nilai sosial-budaya pada masa lampau kepada peserta didik, dimana nilai-nilai yang tidak sesuai dari tujuan pendidikan tentu harus dibuang dan diganti dengan nilai-nilai budaya yang baru yang positif dan bermanfaat. Dan kurikulum harus dapat menarik pola berpikir dan bertindak peserta didik untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, bangsa dan negara.


b.      Fungsi kurikulum dalam konteks pendidikan modern
1)      Fungsi pendidikan umum (common and general ducation), yaitu fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
2)      Suplementasi (supplementation), kurikulum sebagai alat pendidikan seharusnya dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan perbedaan, setiap anak memiliki kesempatan untuk menambah kemampuan dan wawasan yang lebih baik sesuai dengan minat dan bakatnya.
3)      Ekplorasi (exploration), kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa.
4)      Keahlian (spesialization), kurikulum fungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan keahlian yang didasarkan atas minat dan bakat siswa.
7.      Yang terpenting dari berbagai aliran
a.       Aliran Perennialisme
Kurikulum yang diinginkan oleh aliran ini terdiri atas subject atau mata pelajaran yang terpisah sebagai disiplin ilmu dengan menolak penggabungan materi IPA atau IPS.
b.      Aliran Idealisme
Filsafat ini umumnya diterapkan disekolah yang berorientasi religius. Dimana semua siswa diharuskan mengikuti pelajaran agama, disiplin termasuk ketat, jika siswa melakukan pelanggaran diberi hukuman yang setimpal bahkan dapat dikeluarkan dari sekolah.
c.       Aliran Realisme
Kurikulum ini tidak memperhatikan minat anak, namun diharapkan agar menaruh minat terhadap pelajaran akademis.
d.      Aliran Pragmatisme
Dalam perencanaan kurikulum orangtua dan masyarakat sering dilibatkan agar dapat memadukan sumber-sumber pendidikan formal dengan sumber sosial, politik dan ekonomi guna memperbaiki ekonomi kondisi hidup manusia.
e.       Aliran Eksistensialisme
Sekolah yang berdasarkan eksistensialisme mendidik anak agar ia menentukan pilihan dan keputusan sendiri dengan menolak otoritas orang lain.
8.      Kriteria yang dipakai untuk mengembangkan kurikulum
a.       Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan (goals dan general objectives) yang jelas.
b.      Suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagian dari kurikulum yang dirancangkan selaras dengan prosedur pengembangan kurikulum.
c.       Rencana kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses belajar yang baik, karena berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.
d.      Rencana kurikulum harus mngenalkan dan mendorong diversitas di antara para pelajar.
e.       Rencana kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar-mengajar.
f.        Rencana kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa pengguna.
g.      The subject arm approach adalah pendekatan kurikulum yang banyak digunakan di sekolah.
h.      Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas untuk memungkinkan terjadinya perencanaan guru-siswa.

i.        Rencana kurikulum sebaiknya merefleksikan keseimbangan antara kognitif, afektif dan psikomotorik.

Rabu, 22 November 2017

REFLEKSI AYAT Q.S. AL-BAQARAH AYAT 285




Dosen Pengampu : Febriyan Zainatul Firdaus, M.Ag.
Disusun Oleh : Kelompok II
Semester : V PAI B
1.      Heni Puji Lestari       (2015.01.047)
2.      Rian Sepriadi             (2015.01.094)
3.      Suci Utari                   (2015.01.110)



SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH
INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018


REFLEKSI AYAT Q.S. AL-BAQARAH AYAT 285
بَسْمِ اللهِ الرَّ حْمٰنِ الرَّ حِيْمِ
امَنَ الرَّ سُوْ لُ بِمَآ اُنْزِ لَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْ مِنُوْنَۗ كُلُّ اٰ مَنَ بِا للهِ وَمَلٰئِكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍمِّنْ رُّسُلِهٖۗ وَقَا لُوْاسَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا واِلَيْكْ المَصِيْرُ { البقرة :۲۸۵}
Artinya :
Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya”. Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali”.
A.    Asbabun Nuzul
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya setelah turunnya ayat 284 yang menjelaskan bahwa Allah akan memperhitungkan apa yang tampak dan apa yang disembunyikan hati. Para sahabat berkeyakinan bahwa ketika mereka memiliki niat jahat, Allah akan membalasnya dengan siksaan-Nya kelak. Kemudian, mereka mengadu kepada Rasulullah saw. dan beliau bersabda, “Apakah kalian hendak mengatakan sama halnya yang dikatakan oleh Yahudi dan Nasrani, ‘Kami mendengar, tetapi kami tidak mengikutinya’. Oleh karenanya, katakan, ‘Kami mendengar dan kami taat’. (Lubabun Nuqul: 39).
B.     Intisari Ayat
Sikap Mulia Para Nabi dan Orang yang Beriman
Sikap mulia para nabi dan orang-orang yang beriman adalah percaya kepada apa yang telah diturunkan Allah; beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab, dan semua utusan-Nya; tidak membeda-bedakan rasul; selalu tunduk dan menaati apa yang diperintahkan Allah; yakin bahwa Allah tidak membebani hamba-hamba-Nya; senantiasa berdo’a agar tidak dihukum bila lupa dan semoga Allah senantiasa melimpahkan anugerah, ampunan, dan rahmat. (Q.S Al-Baqarah, 2 : 285-286).
C.    REFLEKSI AYAT Q.S. AL-BAQARAH AYAT 285
Beriman kepada kitab-kitab Allah yaitu mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT. telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul yang berisi wahyu Allah supaya disampaikan isi dan kandungannya kepada umat manusia. Kumpulan wahyu itu ada yang disebut kitab dan ada yang disebut suhuf.
Kita wajib beriman bahwa setiap hukum yang telah disampaikan para rasul kepada umat manusia itu atas perintah yang mereka terima langsung atau dengan perantaraan malaikat. Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 285 yang telah dituliskan diatas.
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya wajib. Wajib beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada para rasul-Nya; maka pengingkaran terhadap salah satu kitab Allah, sama artinya dengan pengingkaran terhadap kitab-kitab Allah. Mengingkari kitab Allah, sama pula artinya mengingkari kepada Rasulullah, para Malaikat dan kepada Allah SWT. Orang yang mengaku Islam tetapi mengingkari iman kepada kitab-kitab Allah termasuk murtad (keluar dari islam).
Sebab itu, kita wajib beriman kepada kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Ibrahim dan Nabi musa berupa suhuf-suhuf atau lembaran- lembaran (Q.S. 53 : 36-37), Taurat yang diwahyukan kepada nabi Musa ( Q.S. 5 : 44), Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud (Q.S. 17 : 55), Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa putra maryam (Q.S. 5 : 44), dan yang terakhir yaitu kitab Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (Q.S. 3 : 2-4).
Iman kepada kitab-kitab Allah dahulu berarti kita wajib percaya bahwa sebelum Al Qur’an, Allah SWT menurunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya, iman yang tidak mengharuskan kita untuk mengikuti dan patuh terhadap perundang-undangannya. Sebab perundang-undangan kitab-kitab suci yang dahulu telah terhapus, telah digantikan dengan perundang-undangan Al Qur’an. Maka Al Qur’anlah satu-satunya kitab yang sekarang kita ikuti dan kita imani. Sebagai orang Islam kita wajib percaya kepada semua kitab dan shuhuf yang telah diturunkan Allah kepada para rasul-Nya.
Allah berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 136 yang artinya sebagai berikut :
“ Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang ini telah sesat sejauh-jauhnya.”
Pada ayat diatas, dengan tegas Allah mengingatkan kepada orang yang beriman agar tetap menjaga keimanannya, jangan sampai menjadi orang yang kufur (kafir). Allah juga mengisyaratkan, jika tidak mengimani kitab-kitab-Nya maka seseorang akan jauh tersesat. Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi orang islam agar tidak tersesat.
1.      Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah swt.
a.       Mempertebal keimanan kepada Allah swt. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang nampak maupun yang gaib.
b.      Memperkuat keyakinan seseorang kepada tugas Nabi Muhammad saw. Karena dengan meyakini kitab-kitab Allah swt. Maka akan percaya terhadap kebenaran al-Quran dan ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad saw.
c.       Menambah ilmu pengetahuan. Karena di dalam kitab-kitab Allah, di samping berisi tentang perintah dan larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk mendorong manusia mengembangkan dan memperluas wawasan sesuai dengan perkembangan zaman.
d.      Menanamkan sikap toleransi terhadap agama lain. Karena dengan beriman kepada kitab-kitab Allah maka umat Islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam al-Quran dan hadits.
2.      Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Dalam menerapkan hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT, imlementasinya sebagai berikut:
a.       Beriman kepada Allah SWT hukumnya adalah wajib. Harus melakukan, tidak boleh meninggalkan. Orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan mendapatkan balasan dari Allah SWT berupa ganjaran.
b.      Menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup dimana Al Qur’an merupakan penyempurna dari kitab-kitab terdahulu. Orang-orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan membuktikan keimanannya selalu sesuai dengan ajaran Allah SWT, sehingga dalam hidupnya akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
c.       Memberikan kemantapan dalam menjalani keislaman.
3.      Kesimpulan :
a.       Iman kepada kitab Allah swt. adalah rukun iman yang ketiga.
b.      Pengertian Iman kepada kitab Allah swt adalah meyakini dan membenarkan bahwa Allah swt telah menurunkan Wahyu-Nya kepada para Rasul, yang termuat di dalam Kitab-kitabNya. (Taurat, Zabur, Injil dan al-Quran).
c.       Isi pokok dari semua kitab Allah swt ini sama yaitu bertauhid dan mengesakan Allah swt.
d.      Kitab al-Quran memiliki keistimewaan dibanding kitab yang lainnya, di antara keistimewaan itu adalah, bahwa: – Al-Quran berlaku untuk seluruh umat manusia – Al-Quran terjamin pemeliharaannya sampai akhir zaman.

e.       Fungsi utama beriman kepada kitab Allah swt adalah sebagai pedoman bagi umat manusia untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

UJIAN TENGAH SEMESTER PSIKOLOGI PENDIDIKAN

UJIAN TENGAH SEMESTER
Nama                           : Suci Utari
NIM                             : 2015.01.110
Semester                      : V PAI B
Mata Kuliah                 : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu        : Ani Nafisah, M.Pd.I
Tehnik & Pendekatan              : Ujian tertulis dengan tehnik bentuk soal objektif/ take home
1.      Kemukakan beberapa definisi psikologi dari para ahli lakukan analisis dan simpulkan serta kemukakan definisi psikologi dan psikologi pendidikan berdasarkan pemahaman anda!
2.      Perkembangan mencakup banyak aspek yaitu aspek fisik, motorik, bahasa, intelegensi, dan sebagainya. Perkembangan pada aspek tersebut dipengaruhi oleh faktor hereditas dan lingkungan. Apakah sama pengaruh kedua faktor tersebut pada semua aspek diatas? Jelaskan dan beri contoh!
3.      Ada berbagai teori belajar dalam paradigma positif, lakukan perbandingan teori-teori belajar tersebut, dalam menjelaskan fakta belajar! (bisa perbandingkan dalam bentuk tabel)
4.      Jelaskan bagaimana pengaruh intelegensi pada keberhasilan belajar!
Jawaban:
1.      Definisi psikologi dari para ahli dan psikologi pendidikan
a.       Beberapa definisi tentang psikologi yang dikemukakan oleh para ahli antara lain:
1)        Willhem Wundt (dalam Davidoff, 1981) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang kesadaran manusia (the science of human consciouness).
2)        Woodworth dan Marquis (1975) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang aktivitas-aktivitas individu, mencakup aktivitas motorik, kognitif, maupun emosional.
3)        Branca (1965) dalam bukunya yang berjudul Psychology The Science of Behaviour, mendefinisikan psikologu sebagai ilmu tentang perilaku.
4)        Sartain dkk (1967) menyatakan bahwa psikologi merupakan ilmu tentang perilaku manusia.
5)        Knight and Knight (1981) menyatakan bahwa psikologi dapat didefinisikan sebagai studi sistematis tentang pengalaman dan perilaku manusia dan hewan, normal dan abnormal, individu dan sosial.
6)        Morgan dkk (1986) menyatakan psikologi adalah ilmu tentang perilaku manusia dan hewan, namun penerapan ilmu tersebut pada manusia (the science of human and animal behaviour; it includes the aplication of this science to human problems).
Dari beberapa definisi psikologi menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan psikologi adalah ilmu tentang kesadaran manusia, aktivitas-aktivitas yang mencakup aktivitas motorik, kognitif, maupun emosional dan studi sistematis tentang pengalaman dan perilaku manusia dan hewan, normal dan abnormal, individu dan sosial.
b.      Menurut saya yang dimaksud dengan psikologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan individu di dalam pendidikan.
2.      Pengaruh faktor hereditas dan lingkungan terhadap aspek fisik, motorik, bahasa dan intelegensi
a.       Fisik & Motorik
1)      Hereditas
Tinggi, bentuk, kerangka, dan struktur badan disebabkan oleh pertumbuhan potensi-potensi atau sifat-sifat dalam “genes”, struktur dari sistem saraf juga dibentuk oleh pertumbuhan genetis, dan batas-batas perkembangan itu sangat bervariasi. Dengan demikian, perbedaan skill motorik dan kemampuan-kemampuan stletik pada anak dan orang dewasa kebanyakan disebabkan oleh hereditas.
2)      Lingkungan
Segenap pengaruh hereditas itu dapat diganggu oleh lingkungan yang abnormal. Telebih-lebih kesehatan jasmaniah dan kehidupan itu sendiri tergantung pada baik tidaknya pemeliharaan. Karena itu, pemeliharaan kesehatan, pemenuhan gizi dan vitamin adalah penting. Kelemahan dan kekurangan kondisi lingkungan sangat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
b.      Bahasa
Bahasa bisa dipengaruhi oleh faktor hereditas dan lingkungan. Pengaruh faktor hereditas contohnya; seorang anak yang lahir di kota Palembang, orang tuanya sehari-hari menggunakan bahasa Palembang, maka anak itu akan ikut berbahasa Palembang.
Contoh pengaruh faktor lingkungannya yaitu, ketika dirumah anak itu berbahasa Palembang, kemudian anak itu sekolah dan dalam pelajaran ia menjadi siswa, dimana guru mengharuskan kalau dalam kelas menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka anak itupun akan belajar berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
c.       Intelegensi
Para ahli psikologi berbeda pendapat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Menurut ahli, intelegensi sepenuhnya ditentukan oleh faktor genetik, sebagian ahli lain berpendapat bahwa perkembangan intelegensi dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Akan tetapi, sebagian besar ahli justru mengambil posisi di tengah, mereka meyakini bahwa intelegensi seseorang dipengaruhi oleh keduanya, yaitu pembawaan dan juga lingkungan.
Meski sebagian besar ahli telah sependapat bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi adalah faktor genetik dan lingkungan. Akan tetapi, mereka tetap berbeda pendapat tentang berapa banyak yang disumbangkan oleh masing-masing faktor atau sejauh mana faktor-faktor tersebut berpengaruh. Menurut sebagian ahli, faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap intelegensi adalah faktor pembawaan. Hal ini dapat dipahami karena orang yang terlahir dengan intelegensi yang sangat rendah tidak mungkin ditingkatkan meski lingkungan dan teknik pendidikan sebaik apapun. Akan tetapi, faktor lingkungan juga berperan penting, karena seorang anak yang terlahir sebagai jenius bila tidak mendapat pengasuhan dan pendidikan yang layak maka tidak akan menjadi jenius.
Para ahli berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi intelegensi dibandingkan dengan lingkungan, sedang sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut, kemauan, dan sebagainya lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan hereditas.
Jadi kesimpulannya, aspek fisik, motorik, bahasa dan intelegensi semua berawal dari faktor hereditas atau pembawaan lahir, kemudian pada aspek bahasa dan intelegensi untuk meningkatkannya yaitu dengan faktor lingkungan.
3.      Perbandingan teori-teori belajar
No
Paradigma Behavioristik
Paradigma Kognitif
Paradigma Konstruktivis
1
     Paradigma behavioristik yang menekankan proses belajar sebagai perubahan relatif permanen pada perilaku yang dapat diamati dan timbul sebagai hasil pengalaman.
       Paradigma kognitif yang berpendapat bahwa belajar tidak hanya ditunjukkan oleh perubahan perilaku yang dapat diamati, akan tetapi belajar adalah perubahan struktur mental internal seseorang yang memberikan kapasitas padanya untuk menunjukkan perubahan perilaku.
  Paradigma konstruktivis yang memandang belajar sebagai proses konstruksi pengetahuan oleh individu berdasarkan pengalaman.
2
     Penekanan hanya pada perilaku yang dapat dilihat, tanpa memperhatikan perubahan-perubahan atau proses-proses internal apapun yang terlibat didalamnya.
     Fokus teori kognitif adalah potensi untuk berperilaku dan bukan pada perilakunya sendiri. Teori belajar kognitif menekankan pentingnya proses mental seperti berfikir, dan mempokuskan pada apa yang terjadi pada pemelajar.
      Belajar menurut konstruktivis dapat dirumuskan sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman kongkrit, melalui aktivitas kolaboratif, refleksi dan interpretasi.
3
     Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
a.         Teori Classical Conditioning dari Ivan Pavlov, Connectionism dari Thorndike.
b.        Teori Behaviorisme dari Watson.
c.         Teori Sistem dari Clark Hull.
d.        Teori Contiguity dari Edwin Guthrie, dan Operant Conditioning dari B.F. Skinner.
     Yang termasuk dalam paradigma ini adalah:
a.         Teori Gestalt.
b.        Teori Puposive Behaviorismmi dari Edward Tolman, dan Field Theory dari Kurt Lewin, Information-processing theory.
c.         Dan teori Atribusi dari Weiner.
     Teori-teori dalam paradigma ini diantaranya adalah:
a.         Teori Individual Cognitive Constructivist dari Jean Piaget.
b.        Teori Sosiocultural Constructivist dari Vygotsky.

4.      Pengaruh intelegensi pada keberhasilan belajar
Intelegensi seseorang diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar yang dicapainya. Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar biasanya berkolerasi searah dengan tingkat intelegensi seseorang. Artinya, semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka semakin tinggi prestasi belajar yang dicapainya. Bahkan menurut sebagian besar ahli, intelegensi merupakan modal utama dalam belajar dan mencapai hasil yang optimal.

Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa bergantung pada tinggi rendahnya intelegensi yang dimiliki. Meski demikian, intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang.

Puisi Yakinlah

  Yakinlah Oleh : Suci Utari   Masih ingat masalah di akhir tahun kemarin? Saat itu dilematis sekali mencerup hawa bening Laksana ...