Assalamu'alaikum.. Selamat Datang di Blog Suci Utari.. Selamat Membaca, Semoga Dapat Memberikan Manfaat.. Mohon Kritik dan Sarannya ^_^

Senin, 08 Mei 2017

SISTEM PENDEKATAN PENILAIAN

SISTEM PENDEKATAN PENILAIAN



Dosen Pengampu: Drs  : Hj. Muyasaroh, M.Pd.I
Disusun Oleh   : Kelompok VIII
Semester : IV PAI B
1.      Rizki Oktaviansi         (2015.01.099)
2.      Siti Nurkholifah          (2015.01.109)
3.      Suci Utari                    (2015.01110)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH
INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………….........       i
DAFTAR ISI …………………………………………………………..      ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah ……………………………………….       1
B.     Rumusan Masalah ……………………………………………..       2
C.     Tujuan Penulisan ………………………………………………       2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Penilaian .................................................................         3
B.     Definisi Penilaian Acuan Patokan (PAP) .................................         3
C.     Definisi Penilaian Acuan Norma (PAN) ..................................         5
D.    Pengelolaan Skor menjadi Nilai ...............................................         7
E.     Standar Skor atau Z – Skor ......................................................          9
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan …………………………………………………...         10
B.     Saran ………………………………………………………….         10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………....          11


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Evaluasi adalah suatu proses, yakni proses menentukan sampai berapa jauh kemampuan yang dapat dicapai oleh siswa dalam proses belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan tersebut sebelumnya sudah ditetapkan secara operational. Selanjutnya juga ditetapkan patokan pengukuran hingga dapat diperoleh penilaian (value judgement).
Penilaian hasil belajar merupakan salah satu kegiatan dalam dunia pendidikan yang penting. Pada satu sisi, dengan penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan baik dapat mengetahui tingkat kemajuan belajar siswa, kekurangan, kelebihan, dan posisi siswa dalam kelompok. Pada sisi yang lain, penilaian hasil belajar yang baik akan menjadi feed back bagi guru/dosen untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan proses belajar mengajar. Idealnya, penilaian pada bidang apapun dilakukan dengan menggunakan prosedur dan instrumen yang standar.
Penilaian dapat didefinisikan sebagai salah satu gabungan antara ilmu pengetahuan dan seni, dimana dalam penilaian ini bukan saja terdiri dari perhitungan matematis akan tetapi juga bergantung pada rumusan dan opini yang dibuat oleh seorang penilai setelah membuat analisis dan kajian yang mendalam terhadap karakterisistik harta, keadaan ekonomi, latar belakang sejarah, prospek serta potensi-potensi pada masa yang akan datang. 
Proses penilaian dimulai ketika penilai mengidentifikasikan masalah penilaian dan berakhir dengan diserahkannya laporan penilaian kepada klien. Penilaian memiliki berbagai macam kepentingan yang mendasari. Hal ini yang mengakibatkan pada hasil penilaian dapat terwujud dalam berbagai hasil, tergantung pada keperluan dan kepentingan dalam memperoleh tujuan tertentu tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari penilaian?
2.      Bagaimana definisi penilaian acuan patokan (PAP)?
3.      Bagaimana definisi penilaian acuan norma (PAN)?
4.      Bagaimana pengelolaan skor menjadi nilai?
5.      Bagaimana standar skor atau z-skor?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari penilaian
2.      Untuk mengetahui definisi penilaian acuan patokan (PAP)
3.      Untuk mengetahui definisi penilaian acuan norma (PAN)
4.      Untuk mengetahui pengelolaan skor menjadi nilai
5.      Untuk mengetahui standar skor atau z-skor















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Penilaian
Penilaian dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar, pertumbuhan serta perkembangan sikap dan perilaku yang dicapai siswa (Fajar, A., 2002). Berkaitan dengan hal ini guru harus membuat keputusan mengenai pencapaian belajar kompetensi dari siswa.
Pengertian di atas menunjukkan bahwa penilaian merupakan suatu proses untuk menggambarkan perubahan dari diri siswa setelah pembelajaran. Proses memberi arti bahwa penilaian dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan, dengan cara tertentu sehingga mendapat hasil sesuai yang diharapkan.
Sedangkan menurut Permendiknas No. 20 Tahun 2007, penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa.[1]
B.     Definisi Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian acuan patokan sering disebut juga dengan penilaian acuan kriteria (PAK). Dalam proses penilaian pola pendekatan acuan patokan (PAP) ini dapat juga digunakan untuk menentukan kelulusan seorang siswa dengan mengacu kepada beberapa kriteria.
Penilaian dengan pendekatan kriteria (penilaian acuan patokan/ PAP) selalu digunakan dalam sistem belajar tuntas. Sesuai dengan namanya yaitu belajar tuntas. Semua tujuan instruksional yang mudah atau yang sukar, yang penting dan yang kurang penting harus benar-benar dikuasai.

1.      Pengembangan Butir Soal untuk PAP
Ada persamaan pengembangan butir soal untuk penilaian acuan norma (PAN) dengan penilaian acuan patokan (PAP) antara lain keduanya terlebih dahulu menentukan hasil kemampuan apa yang akan diukur dan cara pengukuran yang bagaimana yang paling tepat untuk melihat kemampuan tersebut (dengan tes lisan, tertulis, atau pengamatan dan sebagainya).
Pengembangan butir soal untuk penilaian acuan patokan tingkat kesukarannya tidak diperhatikan, karena maksud soal ini bukan untuk membedakan siswa yang pintar dan yang bodoh, tetapi hanya melihat tingkat penguasaan seorang siswa terhadap bahan atau tujuan instruksional. Juga daya pembeda tidak menjadi perhatian, justru yang menjadi perhatian adalah daya serap siswa. Sebaiknya semua bahan atau tujuan instruksional dapat dikuasai oleh siswa. (penguasaaan 100%). Penguasaan yang mencapai 100% sukar dicapai sehingga ada lembaga yang merasa cukup dengan penguasaan minimal 75% atau 80%.
2.      Manfaat Penilaian Acuan Patokan
Menurut Payne (1974) yang dikutip oleh Noehi Nasution dalam Evaluasi Pengajaran (1993: 67) disebutkan bahwa penilaian acuan patokan masih dipergunakan untuk keperluan:
a.       Penempatan seorang siswa dalam rentetan kegiatan belajar.
b.      Mendiagnosis kemampuan seorang siswa dalam proses pengajaran.
c.       Memonitor kemajuan setiap siswa dalam proses pengajaran.
d.      Mendiagnosis tingkat penguasaan kelas dapat dilaksanakan dengan menggunakan hasil diagnosis individual.
e.       Melacak kemampuan khusus siswa dalam satu bidang studi, pendekatan acuan patokan (PAP) adalah yang paling tepat untuk mendeteksinya. [2]
C.    Definisi Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian acuan norma (PAN) adalah penilaian yang dilakukan terhadap tingkat penguasaan sekelompok siswa/ peserta ujian, artinya pemberian nilai tersebut mengacu pada perolehan nilai dikelompok itu. Oleh sebab itu, penilaian acuan norma (PAN) sering juga disebut dengan penilaian acuan kelompok (PAK). Ada beberapa cara yang dilakukan dalam menetapkan penilaian dengan menggunakan PAN. Akan tetapi dalam uraian ini akan dijelaskan tiga macam saja, yaitu:
1.      Teknik Rangking Sederhana (Simple Rank)
Adalah urutan yang menunjukkan letak/kedudukan seorang siswa dalam kelompoknya dan dinyatakan dengan nomor atau angka biasa. Contoh: suatu kelompok siswa/peserta ujian yang terdiri dari sembilan orang mendapat skor (nilai mentah) : 50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, dan 30.
Dari skor mentah tersebut dapat dibaca bahwa perolehan tertinggi adalah skor 50, terendah adalah skor 30. Dengan demikian nilai tertinggi diberikan kepada skor tertinggi, misalnya 10, 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, dan 6.[3]
2.      Teknik Rangking Persentase (Percentile Rank)
Adalah kedudukan seorang siswa dalam kelompoknya, yang menunjukkan banyaknya persentase yang berada dibawahnya. Jadi dalam hal ini siswa dibandingkan dengan siswa lain yang mempunyai skor sama atau lebih kecil dari padanya, adapun caranya dengan menghitung persentase jawaban yang benar dijawab oleh setiap siswa/ peserta ujian. Kemudian kepada persentase tertinggi diberikan nilai tertinggi dan jika nilai mentah di atas didapat dari 60 butir soal atau skor maksimumnya 60, maka dapat dilihat dari contoh dalam tabel di bawah ini:

Tabel
Perhitungan Penilaian Berdasarkan Persentase
a.       Skor
50
45
45
40
40
40
35
35
30
b.      Persentase jawaban yg benar
83,3
75,0
75,0
66,7
66,7
66,7
58,3
58,3
50,0
c.       Nilai (1-10)
10
9
9
8
8
8
7
7
6

Menghitung persentase (b) =  x 100%

Untuk mengubah persentase menjadi nilai (1-10) dengan cara bahwa persentase tertinggi nilai 10, ini berarti 83,3% dihargai 10, maka 75,0% harganya:  x 10 = 9,0, atau dapat dihitung faktor pengali terlebih dahulu, yaitu: 83,3% adalah 10 atau  x a = 10, a = 12, jadi faktor pengali adalah 12, sehingga 66,7% pada nilai (1-10)adalah: 66,7% x 12 = 8,004 di bulatkan menjadi 8,0.[4]
3.      Teknik Standar Deviasi (Deviation Standart)
Adalah penentuan kedudukan/nilai siswa dengan membagi kelas atas kelompok-kelompok, tiap kelompok dibatasi oleh suatu standar devisiasi (simpangan baku).
Penggunaan teknik ini sangat cocok apabila anggota kelompok tidak hanya terdiri dari satu kelas sehingga jumlahnya menjadi ratusan orang, maka untuk memberi nilai kepada setiap siswa/peserta digunakan statistik sederhana yang menentukan besarnya skor rata-rata kelompok dan simpangan baku kelompok (mean dan standar deviasi).
Adapun cara mengetahui nilai rata-rata (mean) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu;
a.       Jika jumlah skor yang diolah kurang dari 30 orang, digunakan tabel frekuensi tunggal.
b.      Apabila jumlah skor yang diolah 30 orang atau lebih, sebaiknya dipergunakan tabel distribusi frekuensi bergolongan.
4.      Mean (M) Ideal dan Deviasi Standar (SD) Ideal
Mengelola skor mentah dengan menggunakan sistem mean ideal dan deviasi standar ideal ternyata lebih praktis dan lebih mudah sebab tidak diperlukan tabel distribusi frekuensi. Sebagai contoh tes diikuti oleh 50 orang siswa, dan skor maksimal = 100, maka mean idealnya =   x 100 = 50, sedangkan deviasi standar idealnya adalah =  x 50 = 16,6 dibulatkan 17.[5]
D.    Pengelolaan Skor menjadi Nilai
Skor mentah yang telah diolah dengan menggunakan rumus statistik tersebut, setelah diketahui mean (M) dan deviasi standar (SD), dapat dilanjutkan lagi dengan membagi kelompok siswa menjadi:
1.      Nilai Berskala 5 (liam) atau Lima Huruf
Nilai berskala 5 (lima) atau nilai huruf A – B – C – D – dan E (TL) dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Ngalim Purwanto, 1990: 90):
a.       Menentukan besarnya Skala Unit Deviasi (SUD) misalnya kita gunakan seluruh jarak range dari kurva normal yaitu antara -3 SD s/d +3 SD = 6 SD. Karena huruf yang ada digunakan adalah A – B – C – D – dan E (TL), yang berarti = 4 unit maka besarnya SUD = 6 SD : 4 = 1,5 SD. Apabila yang kita jadikan contoh adalah perhitungan tabel (tabel distribusi frekuensi tunggal) maka SUD = 1,5 x 8,69 = 13,035 dibulatkan menjadi = 13.
b.      Titik tengah nilai (mean) = 60, karena C merupakan nilai tengah pada skala penilaian A – B – C – D – dan E (TL).
c.       Menentukan batas bawah (lower limit), batas atas (upper limit) dari masing-masing huruf. Karena titik tengah (C) = 60, maka:
Batas bawah C                        : M – 0,5 SUD = 60 – 0,5 x 13 = 53,5
Batas atas C                 : M + 0,5 SUD = 60 + 0,5 x 13 = 66,5
Skor di bawah D          : M – 15 SUD = 60 – 1,5 x 13 = 34
Skor di bawah D          : E (TL)
Batas atas B                 : M + 1,5 SUD = 60 + 1,5 x 13 = 79,5
Skor di atas 79,5          : A
d.      Berdasarkan perhitungan di atas, maka skor mentah dari 20 orang siswa tersebut dapat ditransfer  menjadi 5 kelompok, yaitu:
1)   Nilai A         : skor  80               = 0 (tidak ada)
2)      Nilai B         : skor 67 – 79,5        = 6 orang
3)      Nilai C         : skor 54 – 66,5        = 10 orang
4)      Nilai D         : skor 34 – 53,5        = 4 orang
5)   Nilai E (TL) : skor  34               = 0 (tidak ada).
2.      Nilai Akhir Berskala 8 (delapan) atau Berskala 9 (sembilan)
Nilai berskala 9 (sembilan) artinya nilai yang diperoleh siswa direntang menjadi 9 (sembilan) tingkatkan yang disebut juga standar Nines  atau Stanies.
Adapun cara pengubahan skor mentah menjadi nilai berskala 9, didasarkan kepada soal perhitungan mean (m) dan deviasi standar (SD) yang telah diketahui sebelumnya seperti terlihat pada tabel 4 (tabel distribusi frekuensi bergolong) mean = 45,54 : SD = 15.[6]
3.      Nilai berskala 10 atau berskala 11
Nilai berskala 11 (sebelas) adalah skor yang diperoleh siswa dalam suatu bidang studi dikelompokkan menjadi 11 (sebelas) kelompok (tingkat). Adapun rumus penjabaran nilai siswa menjadi 11 angkatan.
E.     Standar Skor atau Z – Skor
Standar skor atau z – skor adalah angka yang menunjukkan perbandingan perbedaaan skor perbedaan skor seorang dari mean, dengan standar deviasinya. Standar skor ini lebih mempunyai arti dibandingkan dengan skor itu sendiri, karena telah dibandingkan dengan suatu standar yang sama. Untuk menentukan Z – skor harus diketahui:
1.      Rata-rata skor dari kelompok (mean)
2.      Simpangan baku (standar deviasi) dari skor-skor tersebut.
z =
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Rumus Z – skor:
Keterangan:
X = skor yang diperoleh
M = skor rata-rata
SD = SD bidang studi.[7]








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Pengertian Penilaian
Sedangkan menurut Permendiknas No. 20 Tahun 2007, penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa.
2.      Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Dalam proses penilaian pola pendekatan acuan patokan (PAP) ini dapat juga digunakan untuk menentukan kelulusan seorang siswa dengan mengacu kepada beberapa kriteria.
3.      Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian acuan norma (PAN) adalah penilaian yang dilakukan terhadap tingkat penguasaan sekelompok siswa/ peserta ujian, artinya pemberian nilai tersebut mengacu pada perolehan nilai dikelompok itu.
B.     Saran
Setelah membaca makalah mengenai Sistem Pendekatan Penilaian, diharapkan untuk tidak pernah puas terhadap makalah yang dibuat, karena Sistem Pengembangan Evaluasi memiliki cakupan yang sangat luas, untuk itu pembaca hendak mencari sumber lain.







DAFTAR PUSTAKA
Sakni, Ridwan. 2006. Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan. Palembang: IAIN Raden Fatah Press.
Sumantri, Mohamad Syarif. 2015. Strategi Pembelajaran ( Teori dan Praktik di tingkat Pendidikan Dasar. Jakarta: Rajawali Pers.





[1] Mohamad Syarif Sumantri. Strategi Pembelajaran (Teori dan Praktik di tingkat Pendidikan Dasar). (Jakarta: Rajawali Pers. 2015). Hlm: 231.
[2] Ridwan Sakni. Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan. (Palembang: IAIN Raden Fatah Press. 2006). Hlm: 72-74.
[3] Ibid. Hlm: 75-76.
[4] Ibid. Hlm: 76-77.
[5] Ibid. Hlm: 78-84.
[6] Ibid. Hlm: 84-87.
[7] Ibid. Hlm: 88.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi Yakinlah

  Yakinlah Oleh : Suci Utari   Masih ingat masalah di akhir tahun kemarin? Saat itu dilematis sekali mencerup hawa bening Laksana ...