SISTEM DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Dosen Pengampu: Muhammad Muttaqin, M.Pd.I
Disusun Oleh: Kelompok I
Semester: IV PAI B
1.
Ante Zal Kurniawan
(2015.01.009)
2.
Jumiati Mashabi
(2015.01.057)
3.
Nur Azizah
(2015.01.083)
4.
Suci Utari
(2015.01.110)
SEKOLAH TINGGI
ILMU TARBIYAH AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH
INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
TAHUN AKADEMIK 2016/201
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbil’alamin berkat rahmat-Nya dan karunia-Nya yang
tak terhingga di limpahkan kepada kita semua sehingga karena itu juga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Perencanaan Pengajaran PAI
dengan Dosen Pengampu Ustadzh Muhammad Muttaqin M.Pd.I yang berjudul “Sistem
dan Pendidikan Agama Islam”.
Tak lupa sholawat serta salam semoga Allah SWT. senantiasa
melimpahkan-Nya dan mencurahkan-Nya pada penghulu kami baginda Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan kita semua selaku umatnya semoga
mendapatkan syafaat di Yaumil Akhir nanti.
Penulis menyadari dalam makalah yang disusun dengan sedemikian rupa
belum sempurna seperti yang ada dalam benak dan harapan pembaca semua karena
penulis hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik
penulis selaku penyusun maupun pembaca.
Indralaya, 14 Maret 2017
Kelompok I
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
.............................................................................. i
KATA PENGANTAR
............................................................................ ii
DAFTAR ISI
...........................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah ............................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah ...................................................................... 1
C.
Tujuan
Penulisan
........................................................................ 1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sistem dan Pendidikan Agama Islam ..................... 2
B.
Pendidikan
Agama Islam sebagai Sebuah Sistem .................... 4
C.
Tujuan
dan Ruang Lingkup PAI ............................................... 7
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
............................................................................... 12
B.
Saran
......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai suatu sistem tidak dapat dipisahkan
dengan lingkungan baik fisik maupun makhluk hidup yang lain, karena pelajaran
tidak hanya didapat dari pelajaran sekolah ataupun lembaga pendidikan formal,
namun pendidikan juga membutuhkan pelajaran dari alam atau lingkungan sekitar.
Dunia pendidikan
tidaklah sebatas mengetahui ilmu dan memahaminya, akan tetapi dalam dunia
pendidikan sangat berhubungan dengan dunia luar yang nyata. Pendidikan terdiri
dari berbagai elemen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan bersama, dari hal itu dapat disebut bahwa pendidikan sebagai suatu
sistem.
Pendidikan agama Islam
sebagai suatu sistem tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan baik fisik maupun
makhluk hidup yang lain, karena pelajaran tidak hanya didapat dari pelajaran
sekolah ataupun lembaga pendidikan formal, namun pendidikan juga membutuhkan
pelajaran dari alam atau lingkungan sekitar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian sistem dan pendidikan agama Islam?
2.
Bagaimana
pendidikan agama Islam sebagai sebuah sistem?
3.
Apa
tujuan dan ruang lingkup pendidikan agama Islam?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian sistem dan pendidikan agama Islam
2.
Untuk
mengetahui pendidikan agama Islam sebagai sebuah sistem
3.
Untuk
mengetahui tujuan dan ruang lingkup pendidikan agama Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem dan Pendidikan Agama Islam
1.
Pengertian Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “sistema” yang artinya: suatu keseluruhan yang
tersusun dari banyak bagian (whole compounded of several
parts). Di antara bagian-bagian itu terdapat
hubungan yang berlangsung secara teratur.[1]
Definisi sistem yang lain dikemukakan Anas Sudjana
yang mengutip pendapat Johnson, Kost dan Rosenzweg sebagai berikut “Suatu
sistem adalah suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir;
suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks.”[2]
Sedangkan Campbel menyatakan bahwa sistem itu merupakan himpunan komponen atau
bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu
tujuan.
Menurut Oemar Hamalik sistem adalah
seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling terintegrasi untuk mencapai
suatu tujuan. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia sistem adalah
perangkat atau unsur yang secara langsung saling berkaitan dan sehingga
membentuk totalitas.
Sistem merupakan suatu gabungan dari komponen-komponen
yang terorganisasi sebagai suatu kesatuan, dengan maksud untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.[3]
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat diambil
sebuah kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang
saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperatif dan saling mempengaruhi
dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Dari konsep ini, ada empat ciri utama suatu system.
Pertama, suatu system memiliki tujuan tertentu. Kedua, ada komponen sistem ;
ketiga, untuk menggerakkan fungsi, adanya fungsi yang menjamin dinamika dan kesatuan
kerja sistem. Dan keempat, adanya interaksi antar berbagai Komponen.
Keempat ciri di atas merupakan satu kesatuan yang
kemudian dinamakan dengan sistem. Keempatnya merupakan bagian yang saling
berintegrasi sebagai satu kesatuan (totalitas) yang satu sama lain tidak bisa
berdiri sendiri, saling mengisi dan menguatkan dalam mencapai tujuan.
2.
Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam berkenaan dengan tanggung jawab bersama. Oleh sebab
itu usaha yang secara sadar dilakukan oleh guru mempengaruhi siswa dalam rangka
pembentukan manusia beragama yang diperlukan dalam pengembangan kehidupan
beragama dan sebagai salah satu sarana pendidikan nasional dalam rangka
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa[4].
Menurut Ana Suryana Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani, bertaqwa, dan ber akhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama
Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al-Quran dan Al-Hadits, melalui
kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.
Dari pengertian di atas terbentuknya kepribadian yakni pendidikan yang
diarahkan pada terbentuknya kepribadian Muslim. kepribadian Muslim adalah
pribadi yang ajaran Islam nya menjadi sebuah pandangan hidup, sehingga cara
berpikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan ajaran Islam.
Dengan demikian Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa bimbingan,
baik jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam, agar kelak
dapat berguna menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia
dan akhirat.
B.
Pendidikan Agama Islam sebagai Sebuah Sistem
Dari beberapa sumber yang dipelajari, dapat
disimpulkan bahwa terdapat 6 komponen pendidikan yang digunakan yaitu : 1.
Tujuan, 2. Siswa, 3. Pendidik, 4. Isi/materi, 5. Situasi lingkungan dan 6. Alat
pendidikan.
Maka untuk menghasilkan output dari sistem pendidikan
yang bermutu, hal yang paling penting adalah bagaimana membuat semua komponen
yang dimaksud berjalan dengan baik. Yang mana pendidik, sisawa, materi
pendidikan, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan semuanya satu langkah
menuju pencapaian tujuan pendidikan itu.
1.
Komponen Tujuan
Tujuan pendidikan agama Islam
seperti yang telah dipaparkan sebelumnya yaitu; Membina siswa-siswa untuk
beriman kepada Allah, mencintai, menaati-Nya dan berkeperibadian yang mulia.
2.
Komponen Siswa
Siswa/peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Dalam pendidikan tradisional, siswa dipandang sebagai organisme yang
pasif, hanya menerima informasi dari orang dewasa. Kini makin cepatnya
perubahan sosial, dan berkat penemuan teknologi maka komunikasi antar manusia
berkembang amat cepat. Siswa di samping sebagai objek pendidikan, ia juga
sebagai subjek pendidikan, karena sumber belajar bukan hanya guru, tapi siswa
juga dapat menjadi sumber belajar terutama dalam pembelajaran aktif. Sebagai
salah satu input di lembaga pendidikan juga sebagai komponen yang turut
menentukan keberhasilan sistem pendidikan.
Dalam pendidikan Islam seperti di lingkungan pesantren, anak didik
lebih dikenal sebagai santri. Komponen anak didik ini di jelaskan dalam Al-Quran
surat An Nisa ayat 9 bahwa seorang hamba harus takut apabila meninggalkan
anak-anak yang lemah.
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.“ [5]
3.
Komponen Pendidik
Pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar, dan
atau melatih peserta didik. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik
sebagai pendidik dan memenuhi beberapa kompetensi sebagai pendidik. Kualifikasi
akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang yang dipenuhi oleh
seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang
relevan. Sedangkan kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan anak pada usia dini meliputi, (1)
kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional,
(4) kompetensi sosial.
Dalam dunia pendidikan Islam, banyak sebutan bagi seorang pendidik,
diantaranya ustadz, syekh, ajengan. Ulama-ulama dalam dunia Islam memiliki
fungsi ganda, ia adalah pendidik sekaligus seorang konselor bagi masyarakat
awam. Ia menjadi seorang yang bertanggung jawab untuk memberikan ilmu keduniaan
maupun akhirat bagi anak-anak didiknya. Selain itu, manusia pun telah memiliki
mandat untuk senantiasa berubah, karena ia tidak bisa berubah kecuali oleh
mereka sendiri seperti dalam Alquran Alloh telah menegaskan bahwa Ia tidak akan
merubah nasib suatu kaum kecuali mereka merubahnya sendiri.
4.
Komponen Materi/isi
Pendidikan
Materi/isi pendidikan adalah segala sesuatu pesan yang disampaikan oleh
pendidik kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha
pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat,
terdapat syarat utama dalam pemilihan beban/materi pendidikan, yaitu:
a.
materi harus sesuai
dengan tujuan pendidikan,
b.
materi harus sesuai
dengan kebutuhan siswa.
5.
Komponen Lingkungan
Pendidikan
Lingkungan Pendidikan adalah suatu ruang dan waktu yang mendukung kegiatan
pendidikan. Proses pendidikan berada dalam suatu lingkungan, baik lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat. Siswa dengan berbagai
potensinya akan berkembang maksimal jika berada dalam sebuah lingkungan yang
kondusif. Sesuai dengan pendapat A. Noerhadi Djamal bahwa lingkungan
berpengaruh besar dan menentukan terhadap kelangsungan berkembangnya potensi
diri siswa. [6]
Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi
lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis dan lingkungan
sosio-kultural. Dalam hal-hal di mana situasi lingkungan ini berpengaruh secara
negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan itu juga menjadi pembatas
pendidikan. Indikator lingkungan
pendidikan adalah sebagai berikut interaksi pelaku, iklim organisasi, dan
hubungan antara madrasah dengan masyarakat.
Lingkungan pendidikan dalam pendidikan Islm sangat luas, akan tetapi jika
dalam pendidikan formilnya ada sekolah-sekolah terpadu, madrasah-madrasah,
pondok pesantren atau boarding school, dan juga balai-balai pelatihan. Dunia
pesantren menjadi salah satu lingkungan pendidikan yang sangat kondusif dan
efektif, karena peserta didik dididik mulai dari ia bangun tidur hingga
tertidur kembali, dalam arti segala hubungan dengan sesama makhluk dan Alloh
pun diajarkan tiada henti, baik itu melalui kelas-kelas belajar maupun dengan
melihat akhlak pendidiknya.
6.
Komponen Alat
Pendidikan
Alat pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang
berfungsi sebagai perantara pada saat menyampaikan materi pendidikan, oleh
pendidik kepada siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Peristiwa pendidikan
ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Agar interaksi dapat berlangsung
secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan, maka di samping dibutuhkan
pemilihan bahan materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat
pula. Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan. Untuk menentukan apakah sebuah metode dapat disebut baik diperlukan
patokan (kriterium) yang bersumber pada beberapa faktor. Faktor utama yang
menentukan adalah tujuan yang akan dicapai.
Dalam prakteknya paling tidak ada dua macam alat pendidikan. Pertama alat
pendidikan dalam arti metode, kedua alat pendidikan dalam arti perangkat keras
yang digunakan seperti media pembelajaran dan sarana pembelajaran.
C.
Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
1.
Tujuan
Pendidikan Agama Islam
Tujuan ajaran Islam itu adalah untuk kebahagiaan dan kesejahteraan
hidup umat manusia itu sendiri. [7] Ajaran
Islam itu telah lengkap dan sempurna. Artinya telah mencakup segala aspek
kehidupan.
Ciri tujuan pengajaran Islam adalah:
a.
Mudah
dipahami, isi dan caranya bersifat manusiawi.
b.
Tidak
bertentangan dengan logika.
c.
Sesuai
dengan tingkat umur dan tingkat perkembangan.
d.
Mendukung
terlaksananya ajaran Islam amaliah.
e.
Tidak
menggunakan kekerasan dalam mencapai tujuannya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tujuan adalah arah; haluan (jurusan);
yang dituju; maksud; tuntutan (yang dituntut).
a.
Membina
siswa-siswa untuk beriman kepada Allah, mencintai, menaati-Nya dan
berkeperibadian yang mulia. [8]
b.
Memperkenalkan
hukum-hukum agama dan cara-cara menunaikan ibadah serta membiasakan mereka
senang melakukan syiar-syiar agama dan menaatinya.
c.
Mengembangkan
pengetahuan agama mereka dan memperkenalkan adab sopan santun Islam serta
membimbing kecenderungan mereka terbiasa bersikap patuh menjalankan ajaran
agama atas dasar cinta dan senang hati.
d.
Memantapkan
rasa keagamaan pada siswa-siswa, membiasakan diri berpegang pada akhlak mulia
dan membenci akhlak yang rendah.
e.
Membina
perhatian siswa terhadap aspek-aspek kesehatan.
f.
Membiasakan
siswa-siswa bersikap rela, optimis, percaya pada diri sendiri. Menguasai emosi,
dan berlaku sabar.
g.
Membimbing
siswa ke arah sikap yang sehat yang dapat membantu mereka berinteraksi sosial
yang baik dan memiliki hubungan baik dengan anggota masyarakatlainnya.
h.
Membiasakan
siswa sopan santun di rumah, sekolah, dan di jalan.
i.
Membina
siswa agar menghargai kerja, meyakini kepentingan kerja, baik terhadap individu
maupun masyarakat. [9]
j.
Menjelaskan
kepada mereka bahwa takhayul-takhayul dan adat kebiasaan yang negatif yang
terbesar dalam masyarakat bertentangan dengan ajaran agama dan menghambat
kemerdekaan berfikir.
k.
Siswa
merasa bangga dengan warisan kebudayaan Islam, kemegahan yang abadi,
kepahlawanan pemimpin-pemimpin Islam, dan karya-karya mereka di waktu perang
ataupun damai, sehingga mereka ingin mencari dalam sejarah para pahlawan yang
merupakan contoh teladan yang didambakannya.
l.
Menyadari
adanya ikatan yang baik pada Rasulullah dan sejarah pada para sahabat.
m.
Menjelaskan
kedudukan jihad di jalan Allah dalam mengembangkan ajaran agama, membela hak
milik, dan tanah air kaum muslimin.
n.
Memperkuat
rasa nasionalisme yang tercermin dalam kecintaan tanah air.
o.
Siswa
mengetahui bahwa agama Islam adalah agama ketertiban, persaudaraan, dan
kesejahteraan buat seluruh bangsa walau berbeda keyakinan, warna kulit, maupun
tanah air.[10]
2.
Ruang
Lingkup Pendidikan Agama Islam
Sebenarnya Islam bukan suatu pelajaran. Islam adalah suatu agama
yang memuat tentang tata cara hidup dan kehidupan manusia, berdasarkan wahyu
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ajaran yang diamanatkan Allah kepada
Muhammad itu berisikan pedoman pokok yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan (Allah); dengan dirinya sendiri, dengan manusia sesamanya; dengan makhluk
hidup lainnya; dengan benda mati dan alam semesta (lingkungan).
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam
juga identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang
terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan
yang lainnya.
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup
Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah:
a.
Pengajaran
keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek
kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari
pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.
b.
Pengajaran
akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada
pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini
berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan
berakhlak baik.
c.
Pengajaran
ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah
dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu
melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan
memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.
d.
Pengajaran
fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi
tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah,
dan dalil-dalil syar'i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa
mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam
kehidupan sehari-hari.
e.
Pengajaran
Al-Quran
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa
dapat membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap
ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang
di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat
pendidikannya.
f.
Pengajaran
sejarah Islam
Tujuan
pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang
pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang
sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.[11]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pengertian
Sistem dan Pendidikan Agama Islam
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “sistema” yang
artinya: suatu keseluruhan yang tersusun dari banyak bagian (whole compounded of several parts).
Dengan demikian Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa bimbingan,
baik jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam, agar kelak
dapat berguna menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia
dan akhirat.
2.
Pendidikan
Agama Islam sebagai Sebuah Sistem
Dari beberapa sumber yang dipelajari, dapat disimpulkan bahwa terdapat 6
komponen pendidikan yang digunakan yaitu : 1. Tujuan, 2. Siswa, 3. Pendidik, 4.
Isi/materi, 5. Situasi lingkungan dan 6. Alat pendidikan.
3.
Tujuan
dan Ruang Lingkup PAI
Tujuan ajaran Islam itu adalah untuk kebahagiaan dan kesejahteraan
hidup umat manusia itu sendiri. Ajaran
Islam itu telah lengkap dan sempurna. Artinya telah mencakup segala aspek
kehidupan.
B.
Saran
Setelah membaca makalah mengenai
Sistem dan Pendidikan Agama Islam, diharapkan untuk tidak pernah puas terhadap
makalah yang telah di buat, karena Pendidikan Agama Islam memiliki cakupan yang
sangat luas, untuk itu pembaca hendak mencari sumber lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Muhammad Abdul Qadir. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam.
Jakarta: Rineka Cipta.
Amirin, Tatang. 1886. Pengantar Sistem. Jakarta:
Rajawali Pers.
Basuni, Firdaus., & Yusuf Hamiri. 2002. Metodologi
Pengajaran Agama Islam. Palembang: IAIN Raden Fatah Press.
Daradjad, Zakiah. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama
Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Anas. 1997. pengantar administrasi pendidikan
sebagai suatu sistem. bandung: rosda karya.
[1] Tatang Amirin.
Pengantar Sistem. Jakarta: Rajawali Pers. 1886. Hal:11.
[2] Anas Sudjana. Pengantar
Administrasi Pendidikan Sebagai Suatu Sistem. Bandung: Rosda Karya. 1997.
Hal: 21-26.
[3] Harjanto. Perencanaan
Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2008. Hal: 44.
[4] Zakiah
Daradjad. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
1995. Hal: 172.
[5] Huda Nuralawiyah. “Pendidikan Agama Islam Sebagai suatu
Sistem” diakses dari https://alqomartasikmalaya.wordpress.com/2011/11/25/makalah-pendidikan-agama-islam-pai-sebagai-suatu-sistem/.
Pada tanggal 12 Maret 2017. Pukul: 05:38 WIB.
[6] Susan. “Pendidikan
Agama Islam” diakses dari http://sntsusan.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pendidikan-agama-islam-sebagai.html. Pada tanggal
12 Maret 2017. Pukul: 05:38 WIB.
[7] Firdaus Basuni
dan Yusuf Hamiri. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Palembang: IAIN
Raden Fatah Press. 2002. Hal: 23.
[8] Muhammad Abdul
Qadir Ahmad. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Rineka Cipta.
2008. Hal: 15-16.
[9] Ibid. Hal:
16-17.
[10] Ibid. Hal: 18.
[11] Jumrida Husni.
“Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam” diakses dari http://jumridahusni.blogspot.co.id/2011/02/ruang-lingkup-pendidikan-agama-islam.html. Pada tanggal
12 Maret 2017. Pukul: 05:38 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar