Assalamu'alaikum.. Selamat Datang di Blog Suci Utari.. Selamat Membaca, Semoga Dapat Memberikan Manfaat.. Mohon Kritik dan Sarannya ^_^

Senin, 08 Mei 2017

PERKEMBANGAN STUDI ISLAM DI BARAT

PERKEMBANGAN STUDI ISLAM DI BARAT



Dosen Pengampu: Zainuddin, M.Pd.I
Disusun Oleh: Kelompok II
Semester: IV PAI B
1.      Ante Zal Kurniawan            (2015.01.009)
2.      Fauzul Kasir                          (2015.01.036)
3.      Suci Utari                               (2015.01.110)
4.      Wilda Safitri                          (2015.01.117)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH
INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbil’alamin berkat rahmat-Nya dan karunia-Nya yang tak terhingga di limpahkan kepada kita semua sehingga karena itu juga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Metodologi Studi Islam dengan Dosen Pengampu Ustad Zainuddin M.Pd.I yang berjudul “Perkembangan Studi Islam di Barat”.
Tak lupa sholawat serta salam semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan-Nya dan mencurahkan-Nya pada penghulu kami baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan kita semua selaku umatnya semoga mendapatkan syafaat di Yaumil Akhir nanti.
Penulis menyadari dalam makalah yang disusun dengan sedemikian rupa belum sempurna seperti yang ada dalam benak dan harapan pembaca semua karena penulis hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik penulis selaku penyusun maupun pembaca.


Indralaya, 15 Maret 2017


Kelompok II




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................         i
KATA PENGANTAR ........................................................................         ii
DAFTAR ISI .......................................................................................         iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah ………………………………..........          1
B.     Rumusan Masalah ………………………………....................         1
C.     Tujuan Penulisan ……………………………..........................         1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Sejarah Perkembangan Studi Islam di Barat ...........................          2
B.     Dampak Positif dan Negatif ....................................................          3
C.     Perkembangan Studi Islam di Negara-Negara Barat ..............           5
D.    Imperialisme Barat terhadap Dunia Islam ..............................           9
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ……………...................………….......................          11
B.     Saran ………………………………………………................          11
DAFTAR PUSTAKA …………………………................................          12









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Islam merupakan agama Allah yang diturunkan melalui Nabi Muhammad  SAW. Dengan Al-qur’an sebagai pedomannya untuk mengarahkan kepada seluruh umat manusia ke jalan yang sebenarnya yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Islam mengajarkan kehidupanyang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran dalam pengenbangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, mengembangkan kepedulian social, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap positif  lainnya.
Beberapa alasan tersebut di ataslah yang mungkin menyebabkan orang-orang barat tertarik untuk mempelajari islam, baik budaya, maupun ilmu pengetahuannya. Sehingga kebudayaan islam di dunia berkembang menjadi pesat.  
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah perkembangan studi Islam di Barat?
2.      Apa dampak positif dan negatif perkembangan studi Islam di Barat?
3.      Bagaimana perkembangan studi Islam di negara-negara Barat?
4.      Bagaimana imperialisme Barat terhadap Dunia Islam?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui sejarah perkembangan studi Islam di Barat
2.      Untuk mengetahui dampak positif dan negatif perkembangan studi Islam di Barat
3.      Untuk mengetahui perkembangan studi Islam di negara-negara Barat
4.      Untuk mengetahui imperialisme Barat terhadap Dunia Islam

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Perkembangan Studi Islam di Barat
Kontak pertama antara dunia Barat dengan dunia muslim adalah lewat kontak perguruan tinggi. Bahwa sejumlah ilmuan dan tokoh-tokoh barat datang di perguruan tinggi muslim untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dunia Islam belahan timur, perguruan tinggi tersebut berkedudukan di Baghdad dan di Kairo, sementara di belahan barat ada di Cordova. Bentuk lain dari kontak dunia muslim dengan dunia barat pada fase pertama adalah penyalinan manuskrip-manuskrip ke dalam bahasa latin sejak abad ke-13 M hingga bangkitnya zaman kebangunan (renaissance) di Eropa pada abad ke-14.
Berkat penyalinan karya-karya ilmiah dari manuskrip-manuskrip Arab itu, terbukalah jalan bagi perkembangan cabang-cabang ilmiah tersebut di Barat. Apalagi sesudah aliran empirisme yang dikumandangkan oleh Francis Bacon menguasai alam pikiran di Barat dan berkembangnya observasi dan eksperimen.
Setelah ilmu-ilmu yang dahulunya dikembangkan muslim masuk ke Eropa dan dikembangkan oleh sarjana-sarjana Barat, dirasakan banyak tidak sejalan dengan Islam. Misalkan dirasakan dirasuki oleh paham sekuler dan sejenisnya. Karena itu, beberapa ilmuan melakukan usaha pembersihan.
Kemajuan peradaban barat dimulai pada Periode Pertengahan(1250-1800 M), yang mana peradaban islam pada periode ini mengalami stagnasi. Sedangkan peradaban barat mengalami perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi sampai sekarang ini. Sebenarnya perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa Andalusia (Spanyol) pada massa pemerintahan Bani Abbasiyah adalah merupakan salah satu tempat yang paling utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban islam baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara. Salah satu contoh yang kami ambil adalah pemikiran Ibnu Rusyd yang melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir. [1]
Dari pemikiran Ibnu Rusyd inilah yang menarik minat orang-orang barat untuk belajar. Diantara pemuda Kristen Eropa yang belajar di Universitas-Universitas Islam di Andalusia, seperti Universitas Codova (pendirinya abd Al Rahman III), Seville, Malaga, Granada dan Salamanca. Selama mereka belajar di lembaga-lembaga tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya para ilmuan muslim. Pusat kegiatan terjemahan itu berada di Toledo. Setelah mereka kembali kenegara masing-masing, mereka mendirikan Sekolah-sekolah dan Universitas. Universitas yang pertama mereka dirikan di Eropa pada tahun 1231 Masehi.
Jadi sudah jelaslah menurut kami, bahwa latar belakang berkembanganya Studi Islam di Dunia Barat adalah disebabkan para pelajar barat yang datang ke Jazirah Arabiyah untuk belajar. Disamping itu juga mereka telah berhasil menterjemahkan karya-karya ilmuan muslim kedalam bahasa latin.
B.     Dampak Positif dan Negatif Perkembangan Studi Islam di Barat
Setelah Studi Islam Berkembangan begitu pesatnya di dunia barat, maka mulai tampaklah kelihatan dampak-dampak yang ditimbulkannya mulai dari hal yang positif maupun negatif.
1.      Dampak Positif
Kehadiran Islam di Eropa Spanyol membawa perubahan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, terutama dalam aspek peradaban dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari hal ini telah menimbulkan semangat orang barat dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang dibawah oleh islam. Al hasil, maka banyaklah orang barat yang menguasai ilmu pengetahuan dari islam, seperti ilmu kimia, ilmu hitung, ilmu tambang (minerologi), meteorology (karya Al Khazini), dan sebagainya. Sedangkan dibidang teknologi adalah orang barat bisa membuat berbagai macam alat industri yang dihasilkan dari observasi atau penelitian. Sekitar abad ke-16 M telah ditemukan sebuah alat perajut kaos kaki.
Kemudian tahun 1733 M John Kay telah berhasil membuat alat tenun baru yang dapat bekerja lebih cepat dan menghasilkan tenunan yang baik. Pada tahun 1765 M Hargreaves berhasil membuat alat pintal yang dapat memintal berpuluh-puluh gulung benang sekaligus. Kemudian sekitar tahun 1780 M terjadi revolusi industri di Inggris, seperti ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769 M dan alat tenun oleh Cartwright tahun 1785 M yang menyebabkan Inggris menjadi negara industri maju.[2]
2.      Dampak Negatif
Diatas telah di jelaskan, bagaimana dampak positif dari perkembangan studi Islam di dunia barat. Perlu diketahui disamping adanya dampak positif, ada juga dampak negatif yang ditimbulkannya.Adapun dampak negatif itu adalah dapat kami uraikan sebagai berikut:
a.       Setelah bangsa barat menjadi bangsa yang maju dan telah mengalami revolusi dibidang industri. Maka mereka mendapati masalah kekurangan bahan baku dalam kegiatan industrinya. Kemudian untuk mencari jalan keluarnya mereka berlomba-lomba mencari di dunia Timur, yang kebanyakan dikuasai oleh pemerintahan muslim. Di samping itu, mereka juga memerlukan tempat pemasaran baru bagi hasil industrinya ke negara-negara Timur. Sebagai akibatnya, banyak negara-negara Barat datang kedunia Timur dan terjadilah Ekspansi besar-besaran dalam bidang social, politik, ekonomi dan sebagainya. Di waktu itulah terjadi suatu massa kolonial dan imperial, yaitu massa dimana bangsa-bangsa Barat melakukan penjajahan terhadap dunia Timur, khususnya dunia muslim. Suasana seperti itu menyebabkan dunia Timur mengalami kemunduran dan Barat mencapai kemajuan pesat dari hasil kolonialisme dan imperialisme atas dunia Timur.
b.      Orang-orang barat mengakui ilmu yang berkembang di dunia Barat berasal dari peradaban lain, bukan dari peradaban Islam. Ada seorang sarjana bernama Max Dimont menegakkan bahwa orang Barat itu menderita Narcisisme, yaitu mereka mengagumi diri mereka sendiri , dan kurang memiliki kesediaan untuk mengakui utang budinya kepada bangsa-bangsa lain. Mereka hanya mengatakan bahwa mereka dapatkan itu adalah warisan dari Yunani dan Romawi.[3]
C.    Perkembangan Studi Islam di Negara-Negara Barat
Usaha mempelajari agama Islam tidak hanya terbatas pada kalangan umat muslim semata, namun dilakukan pula oleh orang-orang diluar kalangan islam. Orang-orang inilah yang disebut dengan istilah kaum “Orientalist”. Namun orientasi pembelajaran Islam oleh kedua kalangan ini tentunya berbeda. Studi Islam yang dilakukan oleh kalangan umat muslim bermaksud untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran islam yang kemudian dijadikan sebagai pegangan dan pedoman hidup (way of live). Sementara Studi Islam yang dilakukan oleh kalangan orientalist bermaksud untuk mempelajari seluk-beluk ajaran islam dan semata-mata menjadikannya sebagai Ilmu Pengetahuan (Muhaimin dkk : 1994). Hal ini yang membuat Islam lebih dikenal sebagai sains diduia barat (sains islam).
Pada dasarnya Studi Islam dan Sains Islam ada perbedaan dan persamaan. Persamaan studi dan sains terletak pada objek kajiannya. Yakni ilmu pengetahuan. Sedangkan perbedaannya, Studi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran islam yang dipraktekkan dalam sejarah dan kehidupan manusia. Sedangkan Sains Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencakup berbagai pengetahuan modern seperti kedokteran, astronomi, matematika, fisika, dan sebagainya yang dibangun atas arahan nilai-nilai islami. Sains Islam sebagaimana dikemukakan Hussein Nasr adalah sains yang dikembangkan oleh kaum muslimin sejak abad islam ke-2, yang keadaannya sudah tentu merupakan salah satu pencapaian besar dalam peradaban islam. Selama kurang lebih 700 tahun, sejak abad ke-2 hingga ke-9 Masehi, peradaban islam mungkin merupakan peradaban yang paling produktif dibandingkan peradaban manapun juga.
Dari Sains Islam inilah membuat orang barat tertarik untuk mempelajari ilmu pengetahuan islam yang sampai terkenal di Eropa. Al hasil, menurut Harun Nasution; salah satu contoh kemajuan orang barat adalah ketika Napoleon melakukan Ekspedisi ke Mesir dengan memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan membawa 167 ahli dalam berbagai cabang ilmu. Diapun membawa dua set alat percetakan huruf Latin, Arab, dan Yunani. Ekspedisi itu datang bukan hanya untuk kepentingan militer, tetapi juga untuk kepentingan ilmiah. Untuk kepentingan ilmiah, Napoleon membentuk lembaga ilmiah yang disebut dengan Institut d ‘Egypte yang mempunyai empat bidang ilmu kajian, yaitu ilmu pasti, ilmu kalam, ilmu ekonomi dan politik, serta ilmu sastra dan seni.
Pada akhir tahun 1801 Masehi dalam perkembangan studi Islam di dunia Barat, obyek pengkajian dapat digolongkan menjadi dua. Pertama, pengkajian bahasa arab. Studi Islam mensyaratkan kajian intensif mengenai bahasa arab yang berkembang sejak permulaan abad 19, dan melahirkan pakar-pakar bahasa arab di barat seperti A.I. Sylvestre de Sacy (Prancis) dan Johan Jakob Reiske (Jerman). Kedua, pengkajian teks. Kajian teks hanya dapat dilakukan oleh kalangan-kalangan yang memiliki pengetahuan solid mengenai bahasa arab.[4]
Studi islam di barat berkembang dengan bervariasi diantaranya:
1.      Chicago university:  disini studi islam menekankan padapemikiran Islam yakni bahasa arab, dan non- arab,serta naskah klasik.
2.      Amerika : studi islam menekankan pada sejarah islam, bahasa selain arab, sastra dan ilmu sosial.
3.      UCLA( University of California Los Angles) : studi islam dibagi 4 komponen yaitu :
a.       Mengenai doktrin dan sejarah islam
b.      Tentang bahasa Arab
c.       Tentang bahasa non-arab misalnya: turki, urdu, dan Persia,
d.      Tentang ilmu sosial, sejarah, bahasa arab, bahasa islam, sosiologi dan lainya.
4.      London Inggris : studi islam digabungkan dalam school of oriental and African studies yakni fakultas mengenai studi ketimuran dan Afrika.
5.      Kanada : studi islam bertujuan untuk menekuni kebudayaan dan peradaban islam memahami dan mempelajari ajaran dan bahasa muslim diseluruh dunia.
6.      Belanda : studi islam menekankan pada kajian islam di Indonesia dan daerah –daerah  tertentu. Namun, kurang menekankan pada sejarah islam itu sendiri. Sebagian  besar penduduk kerajaan nusantara telah memeluk ajaran islam, hal inilah yang menjadi alasan pemerintah belanda mempelajari islam secara ilmiah untuk menguasai Indonesia dengan cara mengetahui sisi kelemahan Indonesia itu sendiri. Studi islam di belanda dilakukan dibeberapa universitas tertentu dengan mempelajari dalam kerangka berbagai disiplin ilmu. Studi islam dibelanda menarik dosen IAIN untuk melakukan penelitian yakni dari aspek sejarah, pemikiran, organisasi, pengamalan agama, dan gerakan islam.[5]
Studi islam dibarat dilakukan sejak abad 19 hingga sekarang yang ditandai dengan tiga model pendekatan:
1.      Pendekatan filologis dengan kelebihannya mampu membongkar khazanah pemikiran islam klasik, kekuranganya dalam memhami islam terbatas pada informasi teks atau naskah.
2.      Pendekatan ilmiah yaitu menggunakan metode ilmiah yang dipelopori oleh kalangan ilmuwan sosial.
3.      Pendekatan fenomologi interpretatif
Kelebihan melakukan studi islam di barat menurut Yudian W. Amin adalah menjadikan mahasiswa berfikir kritis, akurat, serta bertanggung jawab dalam menggali sumber-sumber kajian islam yang lain.
Beberapa kritikan yang ditujukan kepada mahasiswa yang melanjutkan studinya ke barat:
1.      Studi islam dibarat bersifat Esensialis
2.      Kajian islam bertujuan untuk kepentingan politik
3.      Hanya bertujuan untuk mengutamakan kebenaran atas nama intelektual dan akademis.
Dalam perkembangan studi islam di Negara-Negara Barat, dalam bagian tertentu dapat dibedakan sebagai berikut:
1.       Studi Islam mensyaratkan kajian intensif tentang bahasa Arab sebagai bahasa. Diantara pemula pakar bahasa Arab dari Jerman adalah Johann Jokab Reiske (1716-1774). Kajian-kajian bahasa Arab berkembang secara luas di Eropa sejak permulaan abad ke-19. salah satu dari ahli-ahli dalam bidang ini adalah seorang sarjana Perancis A.I. sylvestre de Sacy (1758-1838). [6]
2.       Studi teks hanya dapat dilakukan berdasarkan pada pengetahuan yang solid tentang bahasa Arab dan bahasa Islam yang lain, seperti bahasa Persia, Turki, Urdu dan melayu termasuk di dalamnya kritik teks dan sejarah kesusastraan. Dengan demikian edisi-edisi dari teks-teks tersebut dianggap sebagai pra-syarat dalam kajian-kajian tekstual.
3.       Keahlian dalam kajian teks, pada gilirannya, merupakan pra-syarat dalam kajian sejarah. Termasuk didalamnya berbagai kajian terhadap para sejarawan muslim. Sebagian besar Studi Islam saat ini di Negara-negara Barat lebih bisa dipahami dengan latar belakang perkembangan histories. Sejarah Studi Islam merupakan sebuah kajian tersendiri; dalam kesempatan ini barangkali cukup untuk mengacu pada sebuah monograf yang berkaitan dengan persoalan tersebut, serta sebuah kajian yang memfokuskan pada lima islamolog terkemuka pada 100 tahun pertama studi Islam.
Dari tiga penjelasan tersebut dapat kami simpulkan bahwa dalam mengkaji studi islam dapat melalui kajian intensif dalam bahasa, teks, dan yang terakhir dari sudut pandang historis yang pada akirnya studi islam itu sendiri dapat di pahami dan di kembangkan di dunia barat.
D.    Imperialisme Barat terhadap Dunia Islam
1.      Kemajuan Dunia Barat dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kemajuan yang telah dicapai bangsa-bangsa Barat pada periode ini sebenarnya memiliki korelasi yang erat dengan perkembangan peradaban dunia Islam, baik ketika Islam mencapai puncak kemajuannya di Eropa ataupun kemajuan yang dicapai dunia Islam di Baghdad. Bangsa Barat banyak berutang budi kepada para ilmuwan muslim yang telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Spanyol (Andalusia) merupakan tempat paling utama bagi bangsa Barat dalam menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar bangsa. Bangsa Barat menyaksikan realitas bahwa ketika Andalusia berada di bawah kekuasaan umat Islam, negeri ini telah terlalu jauh meninggalkan negara-negara tetangganya di Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains di samping perkembangan dan kemajuan bangunan fisik.[7]
Dari kerja keras dan tingginya kreativitas bangsa Barat dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang telah dihasilkan oleh umat Islam, menyebabkan bangsa Barat menemukan masa kemajuan dan kejayaannya.
2.      Imperialisme Barat terhadap Dunia Islam
Kelemahan dan kemunduran dunia Islam dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa Barat untuk bangkit dan bergerak menuju ke arah negara-negara Islam serta menguasai dan menjajahnya. Motivasi mereka datang ke negara-negara Islam adalah motivasi ekonomi, politik, dan agama. Hal tersebut dapat terlihat dari cara-cara mereka datang untuk pertama kali ke negara-negara Islam. Mereka datang dengan dalih untuk berdagang atau mencari rempah-rempah di Timur.
Pada saat yang sama, dunia Islam sedang terus dilanda kemunduran dan kelemahan dalam berbagai bidang, sehingga negara-negara Islam tidak mampu bersaing dengan bangsa Barat yang didukung oleh kekuatan politik militer yang tangguh. Saat itulah dunia Islam berada dalam kekuasaan kaum imperialisme Barat.[8]







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Kemajuan peradaban barat dimulai pada Periode Pertengahan(1250-1800 M), yang mana peradaban islam pada periode ini mengalami stagnasi. Sedangkan peradaban barat mengalami perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi sampai sekarang ini.
2.      a. Dampak Positif, Kehadiran Islam di Eropa Spanyol membawa perubahan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, terutama dalam aspek peradaban dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b.      Dampak Negatif, Orang-orang barat mengakui ilmu yang berkembang di dunia Barat berasal dari peradaban lain, bukan dari peradaban Islam.
3.      Studi Islam yang dilakukan oleh kalangan umat muslim bermaksud untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran islam yang kemudian dijadikan sebagai pegangan dan pedoman hidup (way of live).
4.      Pada saat yang sama, dunia Islam sedang terus dilanda kemunduran dan kelemahan dalam berbagai bidang, sehingga negara-negara Islam tidak mampu bersaing dengan bangsa Barat yang didukung oleh kekuatan politik militer yang tangguh. Saat itulah dunia Islam berada dalam kekuasaan kaum imperialisme Barat.
B.     Saran
Setelah membaca makalah mengenai Perkembangan Studi Islam di Barat, diharapkan untuk tidak pernah puas terhadap makalah yang telah di buat, karena Studi Islam memiliki cakupan yang sangat luas, untuk itu pembaca hendak mencari sumber lain.


DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Murodi. 2003. Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga. Jakarta: Karya Toha Putra Semarang.
Nanji, Azim. 2003. Peta Studi Islam; Orientalisme dan Arah Baru Kajian Islam di Barat. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.



[1] Murodi. Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga. 2003. Jakarta: Karya Toha Putra Semarang. Hal:65.
[2] Ibid. Hal: 149.
[3] Ibid. Hal: 150.
[4] Bella Ahmad. “Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat” di akses dari https://bellaahmad70.wordpress.com/perkembangan-study-islam-di-dunia-barat/. Pada tanggal 14 Maret 2017. Pukul: 05:38 WIB.
[5] Ana Ulfa. “Studi Islam di Barat” di akses dari http://anaulfa1016.blogspot.co.id/2015/10/studi-islam-di-barat-dan-timur.html. Pada tanggal 14 Maret 2017. Pukul: 05:38 WIB.
[6] Azim Nanji. Peta Studi Islam; Orientalisme dan Arah Baru Kajian Islam di Barat. 2003. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. Hal: 3-5.
[7] Samsul Munir Amin. Sejarah Peradaban Islam. 2016. Jakarta: Amzah. Hal: 345-346.
[8] Ibid. Hal: 149.

1 komentar:

Puisi Yakinlah

  Yakinlah Oleh : Suci Utari   Masih ingat masalah di akhir tahun kemarin? Saat itu dilematis sekali mencerup hawa bening Laksana ...