PERKEMBANGAN STUDI ISLAM DI BARAT
Dosen Pengampu: Zainuddin, M.Pd.I
Disusun Oleh: Kelompok II
Semester: IV PAI B
1.
Ante Zal Kurniawan (2015.01.009)
2.
Fauzul Kasir
(2015.01.036)
3.
Suci Utari (2015.01.110)
4.
Wilda Safitri (2015.01.117)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH
INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbil’alamin berkat rahmat-Nya dan karunia-Nya yang
tak terhingga di limpahkan kepada kita semua sehingga karena itu juga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Metodologi Studi Islam
dengan Dosen Pengampu Ustad Zainuddin M.Pd.I yang berjudul “Perkembangan Studi
Islam di Barat”.
Tak lupa sholawat serta salam semoga Allah SWT. senantiasa
melimpahkan-Nya dan mencurahkan-Nya pada penghulu kami baginda Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan kita semua selaku umatnya semoga
mendapatkan syafaat di Yaumil Akhir nanti.
Penulis menyadari dalam makalah yang disusun dengan sedemikian rupa
belum sempurna seperti yang ada dalam benak dan harapan pembaca semua karena
penulis hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik
penulis selaku penyusun maupun pembaca.
Indralaya, 15 Maret 2017
Kelompok II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
........................................................................... i
KATA PENGANTAR
........................................................................ ii
DAFTAR ISI
.......................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah ……………………………….......... 1
B.
Rumusan
Masalah ……………………………….................... 1
C.
Tujuan
Penulisan …………………………….......................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Perkembangan Studi Islam di Barat ........................... 2
B.
Dampak
Positif dan Negatif .................................................... 3
C.
Perkembangan
Studi Islam di Negara-Negara Barat .............. 5
D.
Imperialisme
Barat terhadap Dunia Islam .............................. 9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
……………...................…………....................... 11
B.
Saran
………………………………………………................ 11
DAFTAR PUSTAKA …………………………................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Islam merupakan agama Allah yang diturunkan
melalui Nabi Muhammad SAW. Dengan Al-qur’an sebagai pedomannya
untuk mengarahkan kepada seluruh umat manusia ke jalan yang sebenarnya yang di
ridhoi oleh Allah SWT.
Islam mengajarkan kehidupanyang
dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran dalam pengenbangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan
material dan spiritual, mengembangkan kepedulian social, menghargai waktu,
bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, mencintai kebersihan,
mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap
positif lainnya.
Beberapa alasan tersebut di ataslah
yang mungkin menyebabkan orang-orang barat tertarik untuk mempelajari islam,
baik budaya, maupun ilmu pengetahuannya. Sehingga kebudayaan islam di dunia
berkembang menjadi pesat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
sejarah perkembangan studi Islam di Barat?
2.
Apa
dampak positif dan negatif perkembangan studi Islam di Barat?
3.
Bagaimana
perkembangan studi Islam di negara-negara Barat?
4.
Bagaimana
imperialisme Barat terhadap Dunia Islam?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui sejarah perkembangan studi Islam di Barat
2.
Untuk
mengetahui dampak positif dan negatif perkembangan studi Islam di Barat
3.
Untuk
mengetahui perkembangan studi Islam di negara-negara Barat
4.
Untuk
mengetahui imperialisme Barat terhadap Dunia Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Perkembangan Studi Islam di Barat
Kontak pertama antara dunia Barat
dengan dunia muslim adalah lewat kontak perguruan tinggi. Bahwa sejumlah ilmuan
dan tokoh-tokoh barat datang di perguruan tinggi muslim untuk memperdalam ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di dunia Islam belahan timur, perguruan tinggi
tersebut berkedudukan di Baghdad dan di Kairo, sementara di belahan barat ada
di Cordova. Bentuk lain dari kontak dunia muslim dengan dunia barat pada
fase pertama adalah penyalinan manuskrip-manuskrip ke dalam bahasa latin sejak
abad ke-13 M hingga bangkitnya zaman kebangunan (renaissance) di Eropa pada
abad ke-14.
Berkat penyalinan karya-karya ilmiah
dari manuskrip-manuskrip Arab itu, terbukalah jalan bagi perkembangan
cabang-cabang ilmiah tersebut di Barat. Apalagi sesudah aliran empirisme yang
dikumandangkan oleh Francis Bacon menguasai alam pikiran di Barat dan
berkembangnya observasi dan eksperimen.
Setelah ilmu-ilmu yang dahulunya
dikembangkan muslim masuk ke Eropa dan dikembangkan oleh sarjana-sarjana Barat,
dirasakan banyak tidak sejalan dengan Islam. Misalkan dirasakan dirasuki oleh
paham sekuler dan sejenisnya. Karena itu, beberapa ilmuan melakukan usaha
pembersihan.
Kemajuan peradaban barat dimulai
pada Periode Pertengahan(1250-1800 M), yang mana peradaban islam pada
periode ini mengalami stagnasi. Sedangkan peradaban barat mengalami
perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi sampai
sekarang ini. Sebenarnya perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh ilmu
pengetahuan islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa Andalusia (Spanyol) pada
massa pemerintahan Bani Abbasiyah adalah merupakan salah satu tempat yang
paling utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban islam baik dalam bentuk
hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar
negara. Salah satu contoh yang kami ambil adalah pemikiran Ibnu Rusyd yang
melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir. [1]
Dari pemikiran Ibnu Rusyd inilah
yang menarik minat orang-orang barat untuk belajar. Diantara pemuda
Kristen Eropa yang belajar di Universitas-Universitas Islam di Andalusia,
seperti Universitas Codova (pendirinya abd Al Rahman III), Seville, Malaga,
Granada dan Salamanca. Selama mereka belajar di lembaga-lembaga tersebut,
mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya para ilmuan muslim. Pusat kegiatan
terjemahan itu berada di Toledo. Setelah mereka kembali kenegara masing-masing,
mereka mendirikan Sekolah-sekolah dan Universitas. Universitas yang pertama
mereka dirikan di Eropa pada tahun 1231 Masehi.
Jadi sudah jelaslah menurut kami,
bahwa latar belakang berkembanganya Studi Islam di Dunia Barat adalah
disebabkan para pelajar barat yang datang ke Jazirah Arabiyah untuk belajar.
Disamping itu juga mereka telah berhasil menterjemahkan karya-karya ilmuan
muslim kedalam bahasa latin.
B.
Dampak Positif dan Negatif Perkembangan Studi Islam di Barat
Setelah Studi Islam Berkembangan
begitu pesatnya di dunia barat, maka mulai tampaklah kelihatan dampak-dampak
yang ditimbulkannya mulai dari hal yang positif maupun negatif.
1.
Dampak Positif
Kehadiran Islam di Eropa Spanyol membawa perubahan dalam berbagai
segi kehidupan masyarakat, terutama dalam aspek peradaban dan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dari hal ini telah menimbulkan semangat orang barat dalam
mempelajari ilmu pengetahuan yang dibawah oleh islam. Al hasil, maka banyaklah
orang barat yang menguasai ilmu pengetahuan dari islam, seperti ilmu kimia,
ilmu hitung, ilmu tambang (minerologi), meteorology (karya Al Khazini), dan
sebagainya. Sedangkan dibidang teknologi adalah orang barat bisa membuat
berbagai macam alat industri yang dihasilkan dari observasi atau penelitian.
Sekitar abad ke-16 M telah ditemukan sebuah alat perajut kaos kaki.
Kemudian tahun 1733 M John Kay telah berhasil membuat alat tenun
baru yang dapat bekerja lebih cepat dan menghasilkan tenunan yang baik. Pada
tahun 1765 M Hargreaves berhasil membuat alat pintal yang dapat memintal
berpuluh-puluh gulung benang sekaligus. Kemudian sekitar tahun 1780 M terjadi
revolusi industri di Inggris, seperti ditemukannya mesin uap oleh James Watt
pada tahun 1769 M dan alat tenun oleh Cartwright tahun 1785 M yang menyebabkan
Inggris menjadi negara industri maju.[2]
2.
Dampak Negatif
Diatas telah di jelaskan, bagaimana dampak positif dari
perkembangan studi Islam di dunia barat. Perlu diketahui disamping adanya
dampak positif, ada juga dampak negatif yang ditimbulkannya.Adapun dampak
negatif itu adalah dapat kami uraikan sebagai berikut:
a.
Setelah
bangsa barat menjadi bangsa yang maju dan telah mengalami revolusi dibidang
industri. Maka mereka mendapati masalah kekurangan bahan baku dalam
kegiatan industrinya. Kemudian untuk mencari jalan keluarnya mereka
berlomba-lomba mencari di dunia Timur, yang kebanyakan dikuasai oleh
pemerintahan muslim. Di samping itu, mereka juga memerlukan tempat pemasaran
baru bagi hasil industrinya ke negara-negara Timur. Sebagai akibatnya, banyak
negara-negara Barat datang kedunia Timur dan terjadilah Ekspansi besar-besaran
dalam bidang social, politik, ekonomi dan sebagainya. Di waktu itulah terjadi
suatu massa kolonial dan imperial, yaitu massa dimana bangsa-bangsa Barat
melakukan penjajahan terhadap dunia Timur, khususnya dunia muslim. Suasana
seperti itu menyebabkan dunia Timur mengalami kemunduran dan Barat mencapai
kemajuan pesat dari hasil kolonialisme dan imperialisme atas dunia Timur.
b.
Orang-orang
barat mengakui ilmu yang berkembang di dunia Barat berasal dari peradaban lain,
bukan dari peradaban Islam. Ada seorang sarjana bernama Max Dimont menegakkan
bahwa orang Barat itu menderita Narcisisme, yaitu mereka mengagumi diri mereka
sendiri , dan kurang memiliki kesediaan untuk mengakui utang budinya kepada
bangsa-bangsa lain. Mereka hanya mengatakan bahwa mereka dapatkan itu adalah
warisan dari Yunani dan Romawi.[3]
C.
Perkembangan Studi Islam di Negara-Negara Barat
Usaha mempelajari agama Islam tidak hanya terbatas
pada kalangan umat muslim semata, namun dilakukan pula oleh orang-orang diluar
kalangan islam. Orang-orang inilah yang disebut dengan istilah kaum
“Orientalist”. Namun orientasi pembelajaran Islam oleh kedua kalangan ini
tentunya berbeda. Studi Islam yang dilakukan oleh kalangan umat muslim
bermaksud untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran islam yang
kemudian dijadikan sebagai pegangan dan pedoman hidup (way of live). Sementara
Studi Islam yang dilakukan oleh kalangan orientalist bermaksud untuk
mempelajari seluk-beluk ajaran islam dan semata-mata menjadikannya sebagai Ilmu
Pengetahuan (Muhaimin dkk : 1994). Hal ini yang membuat Islam lebih dikenal
sebagai sains diduia barat (sains islam).
Pada dasarnya Studi Islam dan Sains Islam ada
perbedaan dan persamaan. Persamaan studi dan sains terletak pada objek
kajiannya. Yakni ilmu pengetahuan. Sedangkan perbedaannya, Studi Islam adalah
suatu ilmu pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran islam yang dipraktekkan
dalam sejarah dan kehidupan manusia. Sedangkan Sains Islam adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mencakup berbagai pengetahuan modern seperti kedokteran,
astronomi, matematika, fisika, dan sebagainya yang dibangun atas arahan
nilai-nilai islami. Sains Islam sebagaimana dikemukakan Hussein Nasr adalah
sains yang dikembangkan oleh kaum muslimin sejak abad islam ke-2, yang
keadaannya sudah tentu merupakan salah satu pencapaian besar dalam peradaban
islam. Selama kurang lebih 700 tahun, sejak abad ke-2 hingga ke-9 Masehi,
peradaban islam mungkin merupakan peradaban yang paling produktif dibandingkan
peradaban manapun juga.
Dari Sains Islam inilah membuat orang barat tertarik
untuk mempelajari ilmu pengetahuan islam yang sampai terkenal di Eropa. Al hasil,
menurut Harun Nasution; salah satu contoh kemajuan orang barat adalah ketika
Napoleon melakukan Ekspedisi ke Mesir dengan memperkenalkan ilmu pengetahuan
dengan membawa 167 ahli dalam berbagai cabang ilmu. Diapun membawa dua set alat
percetakan huruf Latin, Arab, dan Yunani. Ekspedisi itu datang bukan hanya
untuk kepentingan militer, tetapi juga untuk kepentingan ilmiah. Untuk
kepentingan ilmiah, Napoleon membentuk lembaga ilmiah yang disebut dengan
Institut d ‘Egypte yang mempunyai empat bidang ilmu kajian, yaitu ilmu pasti,
ilmu kalam, ilmu ekonomi dan politik, serta ilmu sastra dan seni.
Pada akhir tahun 1801 Masehi dalam perkembangan
studi Islam di dunia Barat, obyek pengkajian dapat digolongkan menjadi dua.
Pertama, pengkajian bahasa arab. Studi Islam mensyaratkan kajian intensif
mengenai bahasa arab yang berkembang sejak permulaan abad 19, dan melahirkan
pakar-pakar bahasa arab di barat seperti A.I. Sylvestre de Sacy (Prancis) dan
Johan Jakob Reiske (Jerman). Kedua, pengkajian teks. Kajian teks hanya dapat
dilakukan oleh kalangan-kalangan yang memiliki pengetahuan solid mengenai
bahasa arab.[4]
Studi islam di barat berkembang dengan bervariasi diantaranya:
1. Chicago
university: disini studi islam menekankan padapemikiran Islam yakni
bahasa arab, dan non- arab,serta naskah klasik.
2. Amerika :
studi islam menekankan pada sejarah islam, bahasa selain arab, sastra dan ilmu
sosial.
3. UCLA(
University of California Los Angles) : studi islam dibagi 4 komponen yaitu :
a.
Mengenai doktrin dan sejarah islam
b.
Tentang bahasa Arab
c.
Tentang bahasa non-arab misalnya:
turki, urdu, dan Persia,
d.
Tentang ilmu sosial, sejarah, bahasa
arab, bahasa islam, sosiologi dan lainya.
4. London
Inggris : studi islam digabungkan dalam school of oriental and African
studies yakni fakultas mengenai studi ketimuran dan Afrika.
5. Kanada :
studi islam bertujuan untuk menekuni kebudayaan dan peradaban islam memahami
dan mempelajari ajaran dan bahasa muslim diseluruh dunia.
6. Belanda :
studi islam menekankan pada kajian islam di Indonesia dan daerah
–daerah tertentu. Namun, kurang menekankan pada sejarah islam itu
sendiri. Sebagian besar penduduk kerajaan nusantara telah memeluk
ajaran islam, hal inilah yang menjadi alasan pemerintah belanda mempelajari
islam secara ilmiah untuk menguasai Indonesia dengan cara mengetahui sisi
kelemahan Indonesia itu sendiri. Studi islam di belanda dilakukan dibeberapa
universitas tertentu dengan mempelajari dalam kerangka berbagai disiplin ilmu.
Studi islam dibelanda menarik dosen IAIN untuk melakukan penelitian yakni dari aspek
sejarah, pemikiran, organisasi, pengamalan agama, dan gerakan islam.[5]
Studi islam dibarat dilakukan sejak abad 19 hingga
sekarang yang ditandai dengan tiga model pendekatan:
1. Pendekatan
filologis dengan kelebihannya mampu membongkar khazanah pemikiran islam klasik,
kekuranganya dalam memhami islam terbatas pada informasi teks atau naskah.
2. Pendekatan
ilmiah yaitu menggunakan metode ilmiah yang dipelopori oleh kalangan ilmuwan
sosial.
3. Pendekatan
fenomologi interpretatif
Kelebihan melakukan studi islam di barat menurut
Yudian W. Amin adalah menjadikan mahasiswa berfikir kritis, akurat, serta
bertanggung jawab dalam menggali sumber-sumber kajian islam yang lain.
Beberapa kritikan yang ditujukan kepada mahasiswa yang
melanjutkan studinya ke barat:
1. Studi islam
dibarat bersifat Esensialis
2. Kajian islam
bertujuan untuk kepentingan politik
3. Hanya
bertujuan untuk mengutamakan kebenaran atas nama intelektual dan akademis.
Dalam perkembangan studi islam di
Negara-Negara Barat, dalam bagian tertentu dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Studi Islam mensyaratkan kajian intensif tentang bahasa Arab
sebagai bahasa. Diantara pemula pakar bahasa Arab dari Jerman adalah Johann
Jokab Reiske (1716-1774). Kajian-kajian bahasa Arab berkembang secara luas di
Eropa sejak permulaan abad ke-19. salah satu dari ahli-ahli dalam bidang ini
adalah seorang sarjana Perancis A.I. sylvestre de Sacy (1758-1838). [6]
2. Studi teks hanya dapat dilakukan berdasarkan pada
pengetahuan yang solid tentang bahasa Arab dan bahasa Islam yang lain, seperti
bahasa Persia, Turki, Urdu dan melayu termasuk di dalamnya kritik teks dan
sejarah kesusastraan. Dengan demikian edisi-edisi dari teks-teks tersebut
dianggap sebagai pra-syarat dalam kajian-kajian tekstual.
3. Keahlian dalam kajian teks, pada gilirannya, merupakan pra-syarat
dalam kajian sejarah. Termasuk didalamnya berbagai kajian terhadap para
sejarawan muslim. Sebagian besar Studi Islam saat ini di Negara-negara Barat
lebih bisa dipahami dengan latar belakang perkembangan histories. Sejarah Studi
Islam merupakan sebuah kajian tersendiri; dalam kesempatan ini barangkali cukup
untuk mengacu pada sebuah monograf yang berkaitan dengan persoalan tersebut,
serta sebuah kajian yang memfokuskan pada lima islamolog terkemuka pada 100
tahun pertama studi Islam.
Dari tiga penjelasan tersebut dapat kami simpulkan bahwa dalam
mengkaji studi islam dapat melalui kajian intensif dalam bahasa, teks, dan yang
terakhir dari sudut pandang historis yang pada akirnya studi islam itu sendiri
dapat di pahami dan di kembangkan di dunia barat.
D.
Imperialisme Barat terhadap Dunia Islam
1.
Kemajuan Dunia Barat dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kemajuan yang telah dicapai bangsa-bangsa Barat pada periode ini
sebenarnya memiliki korelasi yang erat dengan perkembangan peradaban dunia
Islam, baik ketika Islam mencapai puncak kemajuannya di Eropa ataupun kemajuan
yang dicapai dunia Islam di Baghdad. Bangsa Barat banyak berutang budi kepada
para ilmuwan muslim yang telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Spanyol (Andalusia) merupakan tempat paling utama bagi bangsa Barat
dalam menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial,
maupun perekonomian dan peradaban antar bangsa. Bangsa Barat menyaksikan
realitas bahwa ketika Andalusia berada di bawah kekuasaan umat Islam, negeri
ini telah terlalu jauh meninggalkan negara-negara tetangganya di Eropa,
terutama dalam bidang pemikiran dan sains di samping perkembangan dan kemajuan
bangunan fisik.[7]
Dari kerja keras dan tingginya kreativitas bangsa Barat dalam
mempelajari ilmu pengetahuan yang telah dihasilkan oleh umat Islam, menyebabkan
bangsa Barat menemukan masa kemajuan dan kejayaannya.
2.
Imperialisme Barat terhadap Dunia Islam
Kelemahan dan kemunduran dunia Islam dimanfaatkan oleh
bangsa-bangsa Barat untuk bangkit dan bergerak menuju ke arah negara-negara
Islam serta menguasai dan menjajahnya. Motivasi mereka datang ke negara-negara
Islam adalah motivasi ekonomi, politik, dan agama. Hal tersebut dapat terlihat
dari cara-cara mereka datang untuk pertama kali ke negara-negara Islam. Mereka
datang dengan dalih untuk berdagang atau mencari rempah-rempah di Timur.
Pada
saat yang sama, dunia Islam sedang terus dilanda kemunduran dan kelemahan dalam
berbagai bidang, sehingga negara-negara Islam tidak mampu bersaing dengan
bangsa Barat yang didukung oleh kekuatan politik militer yang tangguh. Saat
itulah dunia Islam berada dalam kekuasaan kaum imperialisme Barat.[8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Kemajuan
peradaban barat dimulai pada Periode Pertengahan(1250-1800 M), yang mana
peradaban islam pada periode ini mengalami stagnasi. Sedangkan peradaban barat
mengalami perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi
sampai sekarang ini.
2.
a.
Dampak Positif, Kehadiran Islam di Eropa Spanyol membawa perubahan dalam
berbagai segi kehidupan masyarakat, terutama dalam aspek peradaban dan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
b.
Dampak
Negatif, Orang-orang barat mengakui ilmu yang berkembang di dunia Barat berasal
dari peradaban lain, bukan dari peradaban Islam.
3.
Studi Islam yang dilakukan
oleh kalangan umat muslim bermaksud untuk memahami dan mendalami serta membahas
ajaran-ajaran islam yang kemudian dijadikan sebagai pegangan dan pedoman hidup
(way of live).
4.
Pada
saat yang sama, dunia Islam sedang terus dilanda kemunduran dan kelemahan dalam
berbagai bidang, sehingga negara-negara Islam tidak mampu bersaing dengan
bangsa Barat yang didukung oleh kekuatan politik militer yang tangguh. Saat
itulah dunia Islam berada dalam kekuasaan kaum imperialisme Barat.
B.
Saran
Setelah membaca makalah mengenai
Perkembangan Studi Islam di Barat, diharapkan untuk tidak pernah puas terhadap
makalah yang telah di buat, karena Studi Islam memiliki cakupan yang sangat
luas, untuk itu pembaca hendak mencari sumber lain.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. 2016. Sejarah Peradaban
Islam. Jakarta: Amzah.
Murodi. 2003. Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga.
Jakarta: Karya Toha Putra Semarang.
Nanji, Azim. 2003. Peta Studi Islam; Orientalisme dan Arah Baru Kajian
Islam di Barat. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
[1] Murodi. Sejarah
Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga. 2003. Jakarta: Karya Toha Putra
Semarang. Hal:65.
[2] Ibid. Hal:
149.
[3] Ibid. Hal:
150.
[4] Bella Ahmad.
“Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat” di akses dari https://bellaahmad70.wordpress.com/perkembangan-study-islam-di-dunia-barat/. Pada tanggal
14 Maret 2017. Pukul: 05:38 WIB.
[5] Ana Ulfa. “Studi
Islam di Barat” di akses dari http://anaulfa1016.blogspot.co.id/2015/10/studi-islam-di-barat-dan-timur.html. Pada tanggal
14 Maret 2017. Pukul: 05:38 WIB.
[6] Azim Nanji. Peta
Studi Islam; Orientalisme dan Arah Baru Kajian Islam di Barat. 2003.
Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. Hal: 3-5.
[7] Samsul Munir
Amin. Sejarah Peradaban Islam. 2016. Jakarta: Amzah. Hal: 345-346.
[8] Ibid. Hal:
149.
Terima kasih sangat membantu
BalasHapus