Assalamu'alaikum.. Selamat Datang di Blog Suci Utari.. Selamat Membaca, Semoga Dapat Memberikan Manfaat.. Mohon Kritik dan Sarannya ^_^

Sabtu, 20 Mei 2017

BIODATA LENGKAP

BIODATA LENGKAP
Nama               : Suci Utari 
Kelas               : PAI B semester 4
TTL                 : Inderalaya, 17 Januari 1998
Alamat            : Tanjung Gelam
Anak ke-         : 2 dari 2 bersaudara
Asal Sekolah   :- SD Negeri Tanjung Gelam
                         -SMP N 1 Indralaya
                         -SMA N 1 Indralaya
Hobby             : Membaca
Cita-cita          : Ingin menjadi Guru
No. Hp            : 0856-0932-4117
Motto              : “Jika ada kesempatan, maka jangan di sia-siakan”.

1.      Kesan selama di STITQI
Selama kuliah di STITQI banyak ilmu-ilmu agama yang saya dapatkan. Karena, dari SD, SMP, dan SMA saya kuliah di umum. Seperti mata kuliah ilmu tajwid, baru saya temukan bacaan ghorib.
2.      Harapan STITQI ke depan
Harapan STITQI ke depan agar untuk membuat peraturan yang tegas, seperti pada saat “kuliah umum” masih banyak mahasiswa-mahasiswi yang tidak hadir dalam acara tersebut.
3.      Opini tentang maraknya “HOAX” di dunia maya (500 kata)
Mungkin ada beberapa orang telah mengetahui tentang hoax yang sekarang ini sudah menyebar dan dianggap sebagai musuh terbesar pengguna internet dan jejaring sosial. Namun tidak banyak orang yang tahu arti sebenarnya hoax dan sejarahnya sampai saat ini.
Hoax (dibaca: Hoks) adalah sebuah tipuan dan kebohongan yang menyamar sebagai kebenaran, istilah populer di internet dan media sosial karena peredaran hoax memang lebih mudah berkembang atau meluas melalui internet dan media sosial.
Kata “hoax” berawal dari “hocus pocus” yang berasal dari bahasa latin “hoc est corpus” yang artinya “ini adalah tubuh”. Kata ini awalnya digunakan oleh penyihir untuk mengklaim kebenaran, padahal sebenarnya mereka sedang berbohong.
Hocus digunakan untuk menipu yang digunakan untuk sihir atau mantra para penyihir dan pesulap jaman dahulu. Kata “hoax” sendiri didefinisikan sebagai tipuan berasal dari Thomas Ady dalam bukunya candle in the dark (tahun 1656) atau risalah sifat sihir dan penyihir.
Istilah hoax biasa digunakan untuk berita palsu, legenda, rumor, dan kebohongan yang menipu. Pada dasarnya hoax diciptakan untuk menipu banyak orang dengan cara merekayasa sebuah berita agar terkesan menjadi sebuah kebenaran.
Berbicara tentang hoax, banyak sekali beberapa contoh berita yang dibuat hoax. Hoax menjadi perhatian serius pemerintah setelah muncul isu atau rumor “serbuan 10 juta pekerja China ke Indonesia”.
Kabar serbuan pekerja kasar China ke Indonesia tidak sepenuhnya hoax karena kenyataannya sebagaimana diberitakan media-media mainstream memang serbuan itu ada, namun tidak sampai 10 juta, tapi “hanya” 20 ribuan.
Penyebar hoax bisa dipidana penjara hingga 6 tahun. “bagi Anda yang suka mengirimkan kabar bohong (hoax), atau bahkan cuma sekedar iseng mendistribusikan (forward), harap berhati-hati. Ancamannya tidak main-main, karena bisa dikenakan pidana penjara 6 tahun dan denda senilai Rp. 1 Miliar”, kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Kombes Rikwanto.
Nah dari penjelasan diatas maka janganlah untuk menyebarkan suatu berita kalau belum tahu kebenarannya. Mungkin ada yang berfikir itu hanyalah hal yang kecil, tapi kalian harus tau, dari hal yang kecil maka menjadi suatu hal yang besar. Seperti kata pepatah “karena nila setitik, rusak susu sebelanga”.
Padahal mungkin menurut sang penyebar kabar bohong itu (hoax) hanyalah untuk iseng-iseng. Dari berita bohong yang disebarkan melalui media sosial akan lebih cepat tersebar, tidak hanya dalam cangkupan yang kecil bahkan keseluruh dunia. Akan mudah menemukan orang yang menyebarkan berita bohong itu, untuk ditindak lanjuti. Apa yang tidak bisa dilakukan pada zaman yang sudah canggih ini.
Dan juga bagi sipenikmat jejaring sosial untuk tidak menerima suatu berita tanpa berfikir dulu. Bahkan juga jangan untuk langsung ikut menyebarkan berita yang belum tahu kebenarannya.
Salah satu contoh lagi yang ada di facebook. Ada orang-orang yang menyalahgunakan berita. Ada beberapa akun yang mengatasnamakan orang-orang terkenal seperti akun para artis dan ustadzh-ustadzah, didalam berita tersebut kita diajak untuk meng-“like, komentar, bahkan share”.
Ada beberapa orang yang belum tahu apa yang terjadi setelah itu. Para pembuat berita akan menghapus statusnya bahkan nama yang membuat berita tersebut diganti. Untuk apa ? tentunya untuk menjadi ladang penghasil uang alias untuk dijual.

Lagi, untuk para pembaca “netizen” untuk jangan meng-“like, komentar ataupun share” dari akun yang mengatasnamakan para artis dan ustadzh-ustadzah”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi Yakinlah

  Yakinlah Oleh : Suci Utari   Masih ingat masalah di akhir tahun kemarin? Saat itu dilematis sekali mencerup hawa bening Laksana ...