PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
ILMU JIWA BELAJAR PAI
Disusun Oleh : Kelompok I
Semester : VI PAI B
1.
Rizki Oktaviansi
(2015.01.009)
2.
Suci Utari
(2015.01.110)
Dosen Pengampu : Dr. Imam Nasruddin,
M.Pd.I
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH
INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
Belajar membutuhkan suatu kegiatan
yang sifatnya aktif dan dilakukan secara sadar. Hanya memegang buku saja belum dapat
diartikan belajar bila seseorang tidak mempelajarinya secara aktif. Tetapi
tidak semua perubahan merupakan hasil belajar. misalnya perubahan yang
disebabkan karena pertambahan usia, penyakit yang diderita seseorang,
kecelakaan dan sebagainya.
Menurut W S Winkel belajar adalah
suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan tersebut bersifat relatif konstan
atau tetap dan berbekas.
Ilmu Jiwa Belajar dipersepsikan sama
dengan Psikologi Belajar adalah sebuah disiplin atau cabang ilmu psikologi yang
berisi teori-teori psikologi mengenai belajar. Yaitu teori-teori yang khusus
mengupas cara individu belajar atau melakukan pembelajaran.
Ilmu Jiwa Belajar (Psikologi Belajar) PAI adalah sebuah disiplin atau cabang ilmu
psikologi yang berisi teori-teori psikologi mengenai belajar yang terkait
dengan Pendidikan Agama Islam.
1.
Apa
pengertian dari ilmu jiwa belajar PAI?
2.
Apa
ruang lingkup ilmu jiwa belajar PAI?
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari ilmu jiwa belajar PAI
2.
Untuk
mengetahui ruang lingkup dari ilmu jiwa belajar PAI
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Ilmu Jiwa
Psikologi berasal dari bahasa Inggris Psychology yang
berakar pada dua kata dari bahasa Yunani, yaitu: psyche yang berarti
jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti
ilmu jiwa. Namun menurut Gerungan (1991), ilmu jiwa berbeda dengan
psikologi dalam dua hal, yaitu:
a.
Ilmu
jiwa adalah istilah bahasa Indonesia sehari-hari yang dikenal dan digunakan
secara luas, sedang psikologi merupakan istilah scientific;
b.
Ilmu
jiwa mengandung arti yang lebih luas dari psikologi. Ilmu jiwa meliputi semua
pemikiran, pengetahuan, tanggapan, juga hayalan dan spekulasi tentang jiwa,
sedangkan psikologi hanya meliputi ilmu pengetahuan tentang jiwa yang
berdasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah.[1]
2.
Pengertian
Belajar
Secara umum, belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah
laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau
tingkah laku.[2]
Belajar secara sederhana dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang
dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang
telah dipelajari dan sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan
sekitarnya. Aktivitas di sini dipahami sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga,
psikofisik, menuju keperkembangan pribadi individu seutuhnya, yang menyangkut
unsur cipta, (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotor).[3]
Beberapa definisi tentang belajar menurut para ahli, yaitu sebagai
berikut:
a.
Harold
Spears (1995) menyatakan bahwa belajar
adalah mengamati, membaca, mengimitasi, mencoba coba sesuatu sendiri,
mendengarkan, mengikuti petunjuk.
b.
Lester
D. Crow dan Alice Crow (1958)
menyatakan belajar adalah perolehan kebiasaan, pengetahuan, dan sikap, termasuk
cara baru untuk melakukan sesuatu dan upaya-upaya seseorang dalam mengatasi
kendala atau menyesuaikan situasi yang baru.
c.
Cronbach (1960) menyatakan bahwa belajar ditunjukkan oleh perubahan
perilaku sebagai hasil pengalaman.
d.
Hilgard
dan Bower berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses di
mana sebuah aktivitas dibentuk atau diubah melalui reaksi terhadap situasi yang
dihadapi, yang mana karakteristik perubahan tersebut bukan disebabkan oleh
kecenderungan respon alami, kematangan atau perubahan sementara karena sesuatu
hal.
e.
Gagne
dan Briggs (1979)
mendefinisikan belajar sebagai serangkaian proses kognitif yang mentransformasi
stimulasi dari lingkungan ke dalam beberapa fase pemprosesan informasi yang
dibutuhkan untuk memperoleh suatu kapabilitas yang baru.
f.
Bell-Gredler (1986) menyatakan belajar sebagai proses perolehan berbagai
kompetensi, keterampilan, dan sikap.
g.
Catherine
Twomey Fosnot dkk (1996) mengatakan
bahwa belajar adalah suatu proses
pengaturan dalam diri seseorang yang berjuang dengan konflik antara
model pribadi yang telah ada dan hasil pemahaman yang baru tentang dunia ini
sebagai hasil kontruksinya, manusia adalah makhluk yang membuat makna melalui
aktivitas sosial, dialog dan debat.
h.
Paul
Eggen dan Don Kauchak (1997) mengemukakan
definisi belajar berdasarkan perspektif kognitif, yaitu; belajar adalah
perubahan struktur mental individu yang memberikan kapasitas untuk menunjukkan
perubahan perilaku.
i.
Sumadi
Suryabrata (2002)
mrnyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang memiliki tiga ciri, yaitu;
(1) proses tersebut membawa perubahan (baik aktual maupun potensi), (2)
perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, dan (3)
perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
Kesimpulan beberapa ahli mengenai definisi belajar:
a.
Belajar
adalah sebuah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan membentuk
kompetensi, keterampilan, dan sikap yang baru;
b.
Proses
belajar melibatkan proses-proses mental internal yang terjadi berdasarkan
latihan, pengalaman, dan interaksi sosial;
c.
Hasil
belajar ditunjukkan oleh terjadinya perubahan perilaku (baik aktual maupun
potensial); dan
d.
Perubahan
yang dihasilkan dari belajar bersifat relatif permanen.[4]
3.
Pengertian
Ilmu Jiwa Belajar PAI
Psikologi belajar adalah disiplin cabang ilmu psikologi yang
mempelajari atau membahas tentang keadaan psikis dan perilaku manusia dalam
hubungannya dengan belajar, yang berisi teori-teori psikologi mengenai belajar
yang berupaya mengungkapkan hakikat umum belajar dan syarat-syarat yang
diperlukan agar peristiwa belajar itu terjadi.[5]
Psikologi belajar adalah sebuah disiplin psikologi yang berisi
teori-teori psikologi mengenai belajar, terutama mengupas bagaimana cara
individu belajar atau melakukan pembelajaran.
Psikologi belajar PAI merupakan penerapan teori-teori psikologi
pada pembahasan tentang isu-isu (permasalahan) jiwa. Pembelajaran PAI meliputi
arah perkembangan rasa agama, sifat dan substansi materi, strategi pembelajaran
serta evaluasi hasil pembelajaran. Arah perkembangan rasa agama itu sendiri
adalah terbentuknya nilai-nilai yang mengkristal (tujuan pendidikan rasa agama)
dan yang menjadi substansi materinya adalah knowledge dan experience.
Psikologi pembelajaran PAI berhubungan dengan psikologi pendidikan,
yaitu studi tentang permasalahan psikologi dalam bidang pendidikan serta penerapan
dari rumusan pemecahan masalahnya. Dan berhubungan dengan psikologi pendidikan
Islam yaitu studi tentang permasalahan psikologi dalam bidang pendidikan serta
penerapan dari rumusan pemecahan masalahnya dengan sudut pandang Islam.
Sebagai sebuah disiplin ilmu yang
merupakan cabang dari psikologi, yang kajiannya dikhususkan pada masalah
belajar, maka psikologi belajar memiliki ruang lingkup di sekitar masalah
belajar saja.
Psikologi belajar memilki ruang
lingkup yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga pokok bahasan, yaitu
masalah belajar, proses belajar, dan situasi belajar.[6]
1.
Pokok
Bahasan mengenasi Belajar
a.
Teori-teori
belajar
b.
Prinsip-prinsip
belajar
c.
Hakikat
belajar
d.
Jenis-jenis
belajar
e.
Aktivitas-aktivitas
belajar
f.
Teknik
belajar efektif
g.
Karakteristik
perubahan hasil belajar
h.
Manifestasi
perilaku belajar
i.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar.
2.
Pokok
Bahasan mengenai Proses Belajar
a.
Tahapan
perbuatan belajar
b.
Perubahan-perubahan
jiwa yang terjadi selama belajar
c.
Pengaruh
pengalaman belajar terhadap perilaku individu
d.
Pengaruh
motivasi terhadap perilaku belajar
e.
Signifikansi
perbedaan individual dalam kecepatan memproses kesan dan keterbatasan kapasitas
individu dalam belajar
f.
Masalah
proses lupa dan kemampuan individu memproses perolehannya melalui transfer
belajar.
3.
Pokok
Bahasan mengenai Situasi Belajar
a.
Suasana
dan keadaan lingkungan fisik
b.
Suasana
dan keadaan lingkungan non-fisik
c.
Suasana
dan keadaan lingkungan sosial
d.
Suasana
dan keadaan lingkungan non-sosial.[7]
Menurut Nyayu Khodijah ruang lingkup
psikologi belajar adalah sebagai berikut:
1.
Hakikat
psikologi belajar
2.
Hakikat
belajar
3.
Teori-teori
belajar
4.
Intelegensi
5.
Memori
6.
Berpikir
7.
Motivasi
belajar
8.
Emosi
9.
Gaya
belajar
10.
Strategi
belajar
11.
Membaca
dan menulis
12.
Belajar
matematika sains, dan belajar ilmu-ilmu sosial
13.
Transfer
belajar
14.
Kesulitan
belajar
15.
Perbedaan
individual
16.
Evaluasi
hasil belajar.[8]
Secara garis
besar, banyak ahli membatasi pokok-pokok bahasan psikologi pendidikan menjadi
tiga macam:
1.
Pokok
bahasan mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan
ciri-ciri khas perilaku belajar siswa, dan sebagainya.
2.
Pokok
bahasan mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang
tejadi dalam kegiatan belajar siswa.
3.
Pokok
bahasan mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan baik
bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa.[9]
Ruang lingkup psikologi pendidikan, antara lain ialah:
1.
Sampai
sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh terhadap
belajar.
2.
Sifat-sifat
dan proses belajar.
3.
Hubungan
antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar (learning readiness).
4.
Signitifikansi
pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan
keterbatasan belajar.
5.
Perubahan-perubahan
jiwa (inner changes) yang terjadi selama dalam belajar.
6.
Hubungan
antara prosedur-prosedur mengajar dengan hasil belajar.
7.
Teknik-teknik
yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar.
8.
Pengaruh/akibat
relatif dari pendidikan formal dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman
belajar yang insidental dan informal terhadap suatu individu.
9.
Nilai/manfaat
sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personel sekolah.
10.
Akibat/pengaruh
psikologi (psychological impact) yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi
sosiologis terhadap sikap para siswa.[10]
Dari beberapa pendapat di atas dapat
kita pahami bahwa ruang lingkup psikologi belajar adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan belajar, masalah mengajar, proses belajar mengajar dan
situasi belajar dalam proses pembelajaran, dengan pembagiannya masing-masing.[11]
BAB III
PENUTUP
1.
Pengertian
Ilmu Jiwa Belajar PAI
Psikologi belajar PAI merupakan penerapan teori-teori psikologi
pada pembahasan tentang isu-isu (permasalahan) jiwa. Pembelajaran PAI meliputi
arah perkembangan rasa agama, sifat dan substansi materi, strategi pembelajaran
serta evaluasi hasil pembelajaran. Arah perkembangan rasa agama itu sendiri
adalah terbentuknya nilai-nilai yang mengkristal (tujuan pendidikan rasa agama)
dan yang menjadi substansi materinya adalah knowledge dan experience.
2.
Ruang
Lingkup Ilmu Jiwa Belajar PAI
Secara garis besar, banyak ahli membatasi pokok-pokok bahasan
psikologi pendidikan menjadi tiga macam:
a.
Pokok
bahasan mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan
ciri-ciri khas perilaku belajar siswa, dan sebagainya.
b.
Pokok
bahasan mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang
tejadi dalam kegiatan belajar siswa.
c.
Pokok
bahasan mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan baik
bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa
Setelah membaca makalah mengenai
Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Jiwa Belajar PAI, diharapkan untuk tidak
pernah puas terhadap makalah yang telah di buat, karena Ilmu Jiwa Belajar PAI
memiliki cakupan yang sangat luas, untuk itu pembaca hendak mencari sumber
lain.
Dalyono, M. 2015. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Khodijah, Nyayu. 2011. Piskologi Pendidikan. Palembang: Grafika
Telindo Press.
Sopiatin, Popi., & Sohari Sahrani. t.thn.. Psikologi Belajar dalam
Perspektif Islam. Bogor: Ghalia Indonesia.
Wahab, Rohmalina. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
[1]Nyayu Khodijah.
Psikologi Pendidikan. (Palembang: Grafika Telindo Press, 2011). Hal: 1.
[2]Popi Sopiatin
& Sohari Sahrani. Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam. (Bogor:
Ghalia Indonesia). Hal: 11.
[3]Syaiful Bahri
Djamarah. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2015). Hal:2.
[4]Nyayu Khodijah.
Op. Cit. Hal: 53-57.
[5]Rohmalina
Wahab. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rajawali Pers, 2015). Hal: 2.
[6]Syaiful Bahri
Djamarah. Op. Cit. Hal: 3.
[7]Ibid. Hal: 3-4.
[8]Rohmalina
Wahab. Op. Cit. Hal: 4.
[9]M. Dalyono. Psikologi
Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2015). Hal: 13.
[10]Ibid. Hal: 15.
[11]Rohmalina
Wahab. Op. Cit. hal: 5.
terima kasih kakak cantik
BalasHapusiya sama-sama
Hapus