Assalamu'alaikum.. Selamat Datang di Blog Suci Utari.. Selamat Membaca, Semoga Dapat Memberikan Manfaat.. Mohon Kritik dan Sarannya ^_^

Senin, 08 Mei 2017

TEKNIK-TEKNIK MENDAPATKAN UMPAN BALIK (FEED BACK)

TEKNIK-TEKNIK MENDAPATKAN UMPAN BALIK (FEED BACK)




Dosen Pengampu: Ani Nafisah, M. Pd. I
Disusun Oleh: Kelompok IV
1.      Billy Muharrom        (2015.01.016)
2.      Fauzul Kasir              (2015.01.036)
3.      Suci Utari                   (2015.01.110)
4.      Eka Yuliana Putri     (2015.01.027)



SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH
INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017




DAFTAR ISI



                                                                         
           
                                                                 


BAB I

PENDAHULUAN


Persoalan pendidikan adalah sesuatu yang tidak pernah habis untuk dibahas, selalu ada saja hal-hal yang dapat diperbincangkan terutama dari segi pelaksanaan pembelajaran. Ada satu hal yang dalam proses pendidikan di sekolah yang merupakan satu sisi terpenting untuk mendapatkan hasil maksimal dari prestasi belajar siswa serta menumbuhkan sikap positif terhadap proses belajarnya yakni persoalan umpan balik (feed back) dalam pembelajaran.
Dengan umpan balik perkembangan siswa akan mampu untuk memantau sendiri dengan sukses, memiliki aspirasi yang lebih tinggi untuk pencapaian yang lebih lanjut, kepuasan pribadi yang lebih besar, dan kinerja yang lebih tinggi secara keseluruhan.
Pada makalah ini akan dibahas pengertian, tujuan dan fungsi umpan balik serta teknik bagaimana mendapatkan umpan balik yang tepat. Diantaranya dengan memancing apersepsi anak didik, memanfaatkan teknik alat bantu, dan menggunakan metode yang bervasiasi.
1.      Apa yang dimaksud dengan umpan balik (feed back)?
2.      Apa tujuan dari umpan balik (feed back)?
3.      Apa fungsi dari umpan balik (feed back)?
4.      Bagaimana teknik-teknik mendapatkan umpan balik (feed back)?
1.      Untuk mengetahui pengertian umpan balik (feed back)
2.      Untuk mengetahui tujuan dari umpan balik (feed back)
3.      Untuk mengetahui fungsi dari umpan balik (feed back)
4.      Untuk mengetahui teknik-teknik mendapatkan umpan balik (feed back)

BAB II

PEMBAHASAN


Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian atau hasil belajarnya.[1]
Umpan balik tidak akan membantu belajar jika siswa tidak mengerti bahan yang harus dikuasainya dahulu sebelum mempelajari hal yang diteskan itu, atau hanya mengerti sedikit atau sama sekali tidak mengerti isi pelajaran pada waktu tes itu disajikan. Hal ini menunjukkan pentingnya memeriksa tes siswa dan memperbaiki kesalahannya. Umpan balik dalam kajian ini adalah pemberian informasi mengenai benar atau tidaknya jawaban siswa atas soal atau pertanyaan yang diberikan, disertai dengan informasi tambahan berupa penjelasan letak kesalahan.
Melalui umpan balik seorang siswa dengan mengetahui sejauh mana bahan yang telah diajarkan dapat dikuasainya serta dapat mengoreksi kemampuan diri sendiri atau dengan kata lain sebagai sarana koreksi terhadap kemajuan belajar siswa itu sendiri.[2]
Sedangkan bagi guru, dengan umpan balik ia dapat mengetahui sejauh mana materi yang di ajarkan telah dikuasai oleh siswa. Pentingnya umpan balik dalam pembelajaran dikelas berguna untuk membantu siswa belajar secara berkelompok maupun perorangan mengenai kemampuannya sehingga dapat melatih suatu keterampilan.
Dengan demikian, dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, pemberian umpan balik sangat diperlukan terlebih jika ditinjau dari penerapan konsep belajar tuntas (mastery learning) yang menghendaki semua siswa dapat mencapai tujuan yang dirumuskan secara maksimal.[3]
Guru perlu mengetahui sejauh mana bahan yang telah dijelaskan dapat dimengerti siswa, karena disinilah tergantung apakah ia dapat melanjutkan pelajaran dengan bahan berikutnya. Bila murid belum mengerti bagian tertentu, guru harus mengulang lagi penjelasaanya. Umpan balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik hanya bertujuan untuk mencari informasi sampai dimana siswa mengerti bahan yang telah dibahas.
Guru dapat mengetahui hasil pelajaran sebelumnya dengan cara:
1.      Lewat informasi sederhana murid melalui pertanyaan lisan yang diajukan oleh guru selama atau setelah jam pelajaran.
2.      Lewat informasi tertulis yang diperoleh melalui ujian singkat.
Setiap umpan balik pengajaran menentukan isi pelajaran berikutnya, oleh karena itu jelas, bahwa umpan balik tidak hanya perlu bagi guru tetapi juga perlu bagi siswa.
1.      Fungsi Informasional
Tes sebagai alat penilaian hasil pencapaian belajar. Dengan demikian dapat memberikan informasi sejauh mana siswa telah menguasai materi yang diterimanya dalam proses kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan informasi ini dapat diupayakan umpan balik pengayaan atau perbaikan.
2.      Fungsi Motivasional
Dengan pemberian umpan balik, maka tes berfungsi sebagai motivator bagi siswa untuk belajar. Upaya tersebut antara lain:
a.       Diupayakan kaitan yang jelas antara prosedur penyajian umpan balik dengan akibat-akibatnya. Misalnya disampaikan kepada siswa bahwa dengan adanya umpan balik itu ditetapkan bahwa siswa yang mendapat nilai lebih dari 70 boleh mengikuti pelajaran selanjutnya. Yang mendapat nilai kurang dari 70 harus mengulangi materi pelajaran yang diajarkan pada waktu itu.
b.      Menjaga kerahasiaan pribadi siswa yang menerima umpan balik dengan cara memberikan komentar atau saran perbaikan langsung dalam kertas pekerjaan siswa.
3.      Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa dan bersama siswa membicarakan upaya perbaikan jawaban siswa. Dengan demikian melalui umpan balik siswa mengetahui letak kelemahannya.[4]
Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual, teknik-teknik tersebut antara lain:[5]
1.      Memancing Apersepsi Anak Didik
Anak didik adalah orang yang memiliki kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Latar belakang kehidupan sosial anak penting untuk diketahui oleh guru. Sebab dengan mengetahui dari mana anak berasal, dapat membantu guru untuk memahami jiwa anak. Pengalaman apa yang dipunyai anak adalah hal yang sangat membantu untuk memancing perhatian anak. Anak biasanya senang membicarakan hal-hal yang menjadi kesenangannya.
Pengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan apersepsi yang dipunyai oleh anak. Pengalaman atau pengetahuan anak tersebut dapat dimanfaatkan untuk memancing perhatian anak tehadap bahan pelajaran yang akan diberikan, sehingga anak terpancing untuk memperhatikan penjelasan guru. Dengan demikian, usaha guru menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki anak didik dengan pengetahuan yang masih relevan yang akan diberikan, merupakan teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam pengajaran.
Bahan apersepsi sangat membantu anak didik dalam usaha mengolah kesan-kesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
2.      Memanfaatkan Teknik Alat Bantu
Bahan pelajaran adalah isi yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Bahan yang akan disampaikan oleh guru itu bermacam-macam sifatnya, mulai dari yang mudah, sedang, sampai ke yang sulit. Tinjauan mengenai sifat bahan ini dikarenakan dalam setiap kali proses belajar mengajar berlangsung ada diantara anak didik yang kurang mampu memproses atau mengolah bahan dengan baik, sehingga pengertian pun sulit didapatkan. Inteligensi adalah faktor lain yang menyebabkannya sulit dipahami penjelasan guru juga menjadi faktor penyebabnya. Guru yang menyadari kelemahan dirinya untuk menjelaskan isi dari bahan pelajaran yang disampaikan sebaiknya memanfaatkan alat bantu untuk membantu memperjelas isi dari bahan. Dalam dunia pengajaran dan pembelajaran, alat bantu yang dimaksud biasanya disebut media dalam pembelajaran itu sendiri.
Alat bantu dapat dimanfaatkan sebagai teknik yang jitu untuk meningkatkan perhatian anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Umpan balik pun terjadi seiring dengan proses belajar anak didik yang berkelanjutan.[6]
Dalam bidang pendidikan, Association for Educational Communications and Technology (AECT), yaitu suatu asosiasi yang bergerak dalam bidang teknologi komunikasi dan pendidikan, mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Telah disinggung di atas bahwa penggunaan alat bantu/ media untuk memperjelas bahan pelajaran.
Adapun manfaat dari penggunaan alat bantu/ media dalam pembelajaran adalah:
a.       Untuk memperlancar interaksi antara guru dan siswa
b.      Proses belajar menjadi lebih menarik
c.       Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
d.      Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi
e.       Meningkatkan kualitas belajar siswa
f.        Proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.[7]
3.      Menggunakan Metode yang Bervariasi
Proses belajar menjadi dewasa ini menuntut seorang guru memiliki keterampilan atau metode yang beragam agar proses belajar tersebut menyenangkan dan mampu mengembangkan kemampuan siswanya. Metode merupakan hal yang lebih penting dari materi yang akan diajarkan.
Menurut DR. Ahmad Tafsir, metode adalah cara yang paling tepat dan cepat, kata cepat dan tepat disini sering diungkapkan dengan ungkapan efektif dan efisien. Disini seorang guru harus memilih cara yang efektif dan efisien dalam mentranformasi dan mengembangkan pengetahuan siswanya dan metode dalam pembelajaran. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dapat dipahami siswa secara sempurna, dalam hal ini ialah pengajaran yang berfungsi pada siswa. Berfungsi artinya menjadi milik siswa, pengajaran itu membentuk dan mempengaruhi pribadinya. Adapun pengajaran cepat adalah pengajaran yang tidak memerlukan waktu yang lama, artinya pengajaran tersebut difasilitasi alat-alat pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.[8]
Metode adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Setiap kali mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang digunakan itu tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan metode yang bervariasi dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalam menyerap bahan pelajaran. Umpan balik dari anak didik akan bangkit sejalan dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi psikol ogis anak didik.[9]



BAB III

PENUTUP

1.      Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian atau hasil belajarnya.
2.      Umpan balik hanya bertujuan untuk mencari informasi sampai dimana siswa mengerti bahan yang telah dibahas.
3.      Fungsi Umpan Balik
a.       Fungsi Informasional.
b.      Fungsi Motivasional.
c.       Fungsi Komunikasional.
4.      Teknik Mendapatkan Umpan Balik
a.       Memancing Apersepsi Anak Didik, membantu anak didik dalam usaha mengolah kesan-kesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
b.      Memanfaatkan Teknik Alat Bantu, penggunaan alat bantu/ media untuk memperjelas bahan pelajaran.
c.       Menggunakan Metode yang Bervariasi, penggunaan metode yang bervariasi dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalam menyerap bahan pelajaran.
Setelah membaca makalah mengenai Pengelolaan Pengajaran PAI, diharapkan untuk tidak pernah puas terhadap makalah yang telah dibuat, karena Pengelolaan Pengajaran PAI memiliki cakupan yang sangat luas, untuk itu pembaca hendak mencari sumber lain.



DAFTAR PUSTAKA


Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo.
Tafsir, Ahmad. 2007. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT Remaja Rosda Karya.
Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Press.




[1] Suke Silverius. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. (Jakarta: PT Grasindo, 1991). Hal: 148.
[2] Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta: PT Rhineka Cipta, 2000). Hal: 208.
[3] Zaenal Mustakim. Strategi dan Metode Pembelajaran. (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2009). Hal: 190.
[4] Ibid. Hal: 194-197.
[5] Syaiful Bahri Djamarah. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006). Hal: 140-158.
[6] Ibid. Hal: 161-166.
[7] Basyiruddin Usman. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. (Jakarta: Ciputat Press, 2002). Hal: 70.
[8] Ahmad Tafsir. Metodologi Pengajaran Agama Islam. (Jakarta: PT Remaja Rosda Karya, 2007). Hal: 34-38.
[9] Syaiful Bahri Djamarah. Op. Cit. Hal: 177-178.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi Yakinlah

  Yakinlah Oleh : Suci Utari   Masih ingat masalah di akhir tahun kemarin? Saat itu dilematis sekali mencerup hawa bening Laksana ...