Assalamu'alaikum.. Selamat Datang di Blog Suci Utari.. Selamat Membaca, Semoga Dapat Memberikan Manfaat.. Mohon Kritik dan Sarannya ^_^

Minggu, 07 Mei 2017

APLIKASI METODE LATIHAN (DRIIL), KERJA KELOMPOK, BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN PAI

APLIKASI METODE LATIHAN (DRIIL), KERJA KELOMPOK, BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN PAI




Dosen Pengampu: Endang Switri, M.Pd.I
Disusun Oleh: Kelompok III
Semester: IV PAI B
1.      Marhidayati               (2015.01.068)
2.      Pina Destiana             (2015.01.086)
3.      Suci Utari                   (2015.01.110)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH
INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017




BAB I

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kualitas SDM melalui sistem pengajaran. Ada dua konsep kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar dan pengajaran. Dimana belajar beroientasi pada pihak peserta didik dan pengajaran beroientasi pada pengajar.
Dalam pengembangannya, banyak sekali metode-metode yang dilakukan oleh pendidik guna mengefektifkan dan mengefisienkan proses pengajaran. Metode yang dilakukan saat mengajar juga bermacam macam, dari metode ceramah hingga praktek.
Didalam kesempatan kali ini, makalah yang kami susun ini akan membahas mengenai tiga metode belajar. Dimana didalam tiga metode pengajaran tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Jadi, untuk sebagai acuan bacaan kami akan mendefinisasikan dan menjelaskan mengenai tiga metode tersebut yaitu, metode latihan, kerja kelompok dan bermain peran.
1.      Bagaimana definisi metode latihan (driil)?
2.      Bagaimana definisi metode kerja kelompok?
3.      Bagaimana definisi metode bermain peran ?
1.      Untuk mengetahui definisi metode latihan (driil)
2.      Untuk mengetahui definisi metode kerja kelompok
3.      Untuk mengetahui definisi metode bermain peran


BAB II

PEMBAHASAN
1.      Pengertian Metode Latihan (Drill)
Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu dan sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. [1]
Penggunaan istilah “Latihan” sering disamakan artinya dengan istilah “Ulangan”. Padahal maksudnya berbeda. Latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan hanyalah untuk sekadar mengukur sejauh mana dia telah menyerap pengajaran tersebut.
Jadi, menurut analisa kami metode latihan adalah suatu cara mengajar untuk menumbuhkan dan memelihara kebiasaan tertentu. Agar kebiasaan tersebut dapat dimiliki oleh anak didik dan di kuasai sepenuhnya.
Pengajaran yang diberikan melalui metode latihan dengan baik selalu akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
a.       Anak didik itu akan dapat mempergunakan daya berpikirnya yang makin lama makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatnya. Ini berarti daya berpikir bertambah.
b.      Pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi, dan anak didik tersebut akan memperoleh paham yang lebih baik dan lebih mendalam. Guru berkewajiban menyelidiki sejauh mana kemajuan yang telah dicapai oleh anak didik dalam proses belajar-mengajar. Salah satu cara ialah mengukur kemajuan tersebut melalui ulangan atau (tes) tertulis atau lisan. [2]
2.      Kelebihan dan Kekurangan Metode Latihan (Drill)
a.       Kelebihan
1)      Siswa memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
2)      Siswa dapat memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
3)      Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan. [3]
b.      Kekurangan
1)      Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
2)      Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3)      Latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang terkadang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
4)      Dapat menimbulkan verbalisme.[4]
3.      Langkah-Langkah Penerapan Metode Latihan (Driil)
Menurut kelompok kami langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran dengan metode latihan, pengajar harus selalu memperhatikan kesiapan dari pengajar tersebut. Metode latihan ini mempunyai tiga tahap yang biasa digunakan oleh pengajar:
a.       Tahap Persiapan
Tahap ini maksudnya adalah guru harus selalu memberikan gambaran antara materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa. Pada tahap ini ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara lain:
1.)    Merumuskan tujuan yang akan dicapai oleh siswa.
2.)    Menentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan.
3.)    Menentukan langkah yang harus dikerjakan untuk menghindari suatu kesalahan.
4.)    Melakukan kegiatan sebelum latihan sebelum melakukan metode ini secara penuh.
b.      Tahap Pelaksanaan
Tahap ini maksudnya yaitu suatu langkah pelaksanaan metode latihan dalam pembelajaran yang akan dituju.
1.)    Langkah Pembukaan
Langkah pembukaan yaitu guru harus mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
2.)    Langkah Pelaksanaan
a.)    Memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana.
b.)    Ciptakan suasana yang menyenangkan.
c.)    Yakinkan siswa tertarik untuk mengikuti latihan.
d.)    Berikan siswa kesempatan untuk berlatih.
3.)    Langkah Mengakhiri
Apabila semua latihan sudah selesai, maka guru harus terus memberikan motivasi kepada siswa supaya terus melakukan latihan secara seimbang, sehingga latihan yang sudah diberikan dapat diingat.
c.       Penutup
1.)    Selalu melaksanakan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa.
2.)    Memberikan latihan penenangan.
4.      Relevansi terhadap Materi Pembelajaran PAI
Metode Latihan (Driil) dapat digunakan pada semua standar kompetensi, karena latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya.[5]
Menurut kelompok kami metode latihan merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Misalnya dalam pelajaran Fiqih tentang wudhu kalau dikaitkan dengan motoris berarti kita harus meyiapkan air dan untuk melatih mentalnya seorang murid harus menghafal niat-niat wudhu dan gerakannya.
1.      Pengertian Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara mengajar dimana guru membagi murid-muridnya ke dalam kelompok belajar tertentu dan setiap kelompok diberi tugas-tugas tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.[6]
Apabila guru dalam menghadapi anak didik di kelas merasa perlu membagi-bagi anak didik dalam kelompok-kelompok untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menyerahkan suatu pekerjaan yang perlu dikerjakan bersama-sama, maka cara mengajar tersebut dapat dinamakan Metode Kerja Kelompok.[7]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode kelompok adalah metode untuk mengubah pandangan dan sikap seseorang dengan jalan memasukkan orang itu ke dalam kelompok.
Jadi, menurut analisa kami metode kerja kelompok adalah suatu cara mengajar yang mengharuskan siswa di bagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan suatu masalah dan mencapai tujuan pembelajaran.
Dilihat dari segi waktu dan cara pembentukan kelompok maka metode ini ada beberapa macam, yaitu:
a.       Kerja Kelompok Jangka Pendek
Kelompok ini dapat dilaksanakan dalam kelas dengan waktu yang singkat ± 20 menit, dan kelompok ini berguna agar pada anak didik tertanam rasa saling membantu dan kerja sama dalam menyelesaikan suatu tugas. Di samping itu juga maksud menanamkan kepada diri anak didik tentang pentingnya musyawarah dan manfaatnya dalam kehidupan bermasyarakat.
b.      Kerja Kelompok Jangka Menengah
Kerja kelompok jangka menengah ini diadakan karena kepentingan untuk penyelesaian unit-unit pelajaran, yang akan lebih baik apabila dikerjakan dengan cara bersama-sama dalam beberapa hari.
c.       Kerja Kelompok Jangka Panjang
Kelompok ini biasanya dinamakan kelompok studi. Suatu kelas dibagi kepada beberapa kelompok, dan biasanya kelompok ini berakhir kalau telah berlangsung kenaikan kelas atau selesai belajar pada suat tingkat.[8]
2.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Kerja Kelompok
a.       Kelebihan
1)      Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah.
2)      Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.
3)      Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan berdiskusi.
4)      Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhannya belajar.
5)      Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
6)      Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, mengahrgai pendapat orang lain; hal mana mereka telah saling membantu kelompok dalam usahanya mencapai tujuan bersama.[9]
b.      Kekurangan
1)      Kerja kelompok sering-sering hanya melibatkan kepada siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.
2)      Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
3)      Keberhasilan strategi kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.[10]
3.      Langkah-Langkah Penerepan Metode Kerja Kelompok
Langkah-langkah metode kerja kelompok ini kelompok kami berpendapat ada dua cara, yaitu:
a.       Kegiatan Persiapan
1.)    Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2.)    Menyiapkan materi pembelajaran dan menjelaskan materi tersebut kedalam tugas-tugas kelompok.
3.)    Mencari sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kerja kelompok.
4.)    Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat memulai dan mengakhiri.
b.      Kegiatan Pelaksanaan
1.)    Melaksanakan apersepsi yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya.
2.)    Memotivasi belajar denan mengemukakan kasus yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
4.      Relevansi terhadap Materi Pembelajaran PAI
Menurut kelompok kami metode kerja kelompok menumbuhkan kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Metode ini memberi kesempatan yang lebih besar kepada anak mengeksplor bakat yang mereka miliki. Misalnya dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ditugaskan untuk mencari tentang perkembangan-perkembangan Islam dari sejak Nabi lahir, hingga wafat. Dalam setiap kelompok ada yang mencari tentang kelahiran, pengangkatan Nabi menjadi Rasul, perang-perang pada masa rasul dan lain sebagainya.
1.      Pengertian Metode Bermain Peran dan Sosiodrama
Metode bermain peran bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain.[11] Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama, sosiodrama pada dasarnya didramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
Menurut Lilis Suryani: bermain peran adalah memerankan karakter/tingkah laku dalam pengulangan kejadian yang diulang kembali, kejadian masa depan, kejadian masa kini yang penting atau situasi imajinatif.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indoneisa, metode sosiodrama adalah metode belajar yang memakai drama kemasyarakatan sebagai media.
Jadi, menurut analisa kami metode bermain peran dan metode sosiodrama dapat dikatakan sama, karena kedua metode ini sama-sama memerankan karakter/ tingkah laku. Tujuannya agar siswa dapat memahami perbedaan tingkah laku dalam kehidupan sosial.
Proses bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku manusia yang berguna sebagai sarana bagi siswa untuk: a. Menggali perasaannya, b. Memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai, dan persepsinya, c. Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah, dan d. Mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara. Hal ini akan bermanfaat bagi siswa pada saat terjun ke masyarakat kelak karena ia akan mendapatkan diri dalam situasi di mana begitu banyak peran terjadi, seperti dalam lingkungan keluarga.
Keberhasilan metode bermain peran tergantung pada kualitas permainan peran (enactment) yang diikuti dengan analisis terhadapnya. Di samping itu, tergantung pula pada persepsi siswa tentang peran yang dimainkan terhadap situasi yang nyata (real life situation).
Prosedur bermain peran terdiri atas sembilan langkah, yaitu;
a.       Pemanasan (warming up)
b.      Memilih partisipan
c.       Menyiapkan pengamat (obsever)
d.      Menata panggung
e.       Memainkan peran (manggung)
f.        Diskusi dan evaluasi
g.      Memainkan peran ulang (manggung ulang)
h.      Diskusi dan evaluasi kedua
i.        Dan berbagai pengalaman dan kesimpulan.[12]
2.      Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran dan Sosiodrama
a.       Kelebihan
1)      Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatifitas.
2)      Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina.
3)      Bahasa lisan siswa dapat dibina dengan bahasa yang baik.
4)      Bakat yang ada pada siswa dapat dipupuk. [13]
b.      Kekurangan
1)      Sebagian anak mengikuti drama sehingga mereka kurang kreatif.
2)      Banyak memerlukan waktu.
3)      Memerlukan tempat yang luas.
4)      Sering kelas lain terganggu dengan suara pemain.[14]
3.      Langkah-Langkah Penerapan Metode Bermain Peran dan Sosiodrama
Menurut kelompok kami langkah-langkah pembelajaran dengan metode bermain peran dan sosiodrama ada sembilan langkah yang sering dilakukan, yaitu:
a.       Menghangatkan suasana dengan memotivasi peserta didik
Pada tahap ini peserta didik dapat termotivasi agar tertarik pada masalah karena itu pada tahap ini sangat penting dalam bermain peran dan paling menentukan keberhasilan.
b.      Memilih peran
Untuk tahap ini peserta didik dan guru harus menggambarkan berbagai watak/ karakter, apa yang disukai, bagaimana mereka merasakan, dan apa yang harus dikerjakan, kemudian semua peserta didik diberi kesempatan secara sukarela untuk menjadi pemeran.
c.       Menyusun tahap-tahap peran
Menyusun tahap baru, pada tahap ini pemeran tidak perlu memiliki dialog khusus karena peserta didik dituntut untuk bertindak dan berbicara secara spontan/ langsung.
d.      Menyiapkan pengamat
Sebaiknya pengamat harus disiapkan secara matang dan harus terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua peserta didik turut mengalami dan mengahayati peran yang dimainkan dan aktif mendiskusikannya.
e.       Pemeranan
Pada tahap ini peserta didik  mulai bereaksi secara spontan, sesuai dengan peran masing-masing.
f.        Diskusi dan evaluasi
Diskusi akan mudah dimulai apabila pengamat ikut bermain peran, baik secara emosional maupun intelektual.
g.      Pemeranan ulang
Dilakukan setelah hasil evaluasi dan diskusi mengenai pemeran.
h.      Diskusi dan evaluasi tahap dua
Diskusi dan evaluasi tahap dua ini sama saja seperti tahap pertama, hanya yang dimaksudkan untuk menganalisis hasil pemeranan ulang dan pemecahan masalah pada tahap ini akan lebih jelas.
i.        Membagi pengalaman dengan mengambil kesimpulan
Untuk ditahap terakhir ini peserta didik harus saling mengemukakan pengalaman hidupnya dalam berhadapan dengan orang tua, guru, teman dan sebagainya.
4.      Relevansi terhadap Materi Pembelajaran PAI
Melalui permainan peran, siswa dapat meningkatkan kemampuan untuk mengenal perasaannya sendiri dan perasaan orang lain. Mereka memperoleh cara berperilaku baru untuk mengatasi masalah seperti dalam permainan perannya dan dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah.[15]
Metode bermain peran dan sosiodrama dalam bidang studi agama dapat dilaksanakan terutama dalam bidang Sejarah Islam. Metode bermain peran dan  sosiodrama ini dilakukan setelah guru menjelaskan tentang sesuatu hal yang menyangkut bidang studi agama.
Misalnya bagaimana sikap sahabat Nabi di antaranya Umar bin Khattab tatkala akan masuk Islam. Semula dia adalah seorang yang keras menentang Islam, tiba-tiba setelah mendengarkan berkumandangnya ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca oleh adik kandung sendiri, maka tergugahlah sanubarinya untuk memeluk agama Islam. Perubahan sikap dari pahlawan kafir Quraisy menjadi pahlawan Islam dapat digambarkan dalam bentuk drama, yang diperankan oleh anak didik sendiri didepan teman-temannya.
Kesan dari drama yang dimainkannya sendiri akan besar pengaruhnya kepada perkembangan jiwa anak didik baik yang langsung berperan dalam sandiwara, maupun yang menyaksikan. Oleh karena itu, metode bermain peran dan sosiodrama ini akan lebih banyak berpengaruh terhadap perubahan sikap kepribadian anak didik.[16]


BAB III

PENUTUP

1.      Metode Latihan
a.       Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu dan sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.
b.      Kelebihan diantaranya; siswa memperoleh kecakapan motoris, siswa dapat memperoleh kecakapan mental.
c.       Kekurangan diantaranya; menghambat bakat dan inisiatif anak didik, menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
2.      Metode Kerja Kelompok
a.       Metode kerja kelompok adalah suatu cara mengajar dimana guru membagi murid-muridnya ke dalam kelompok belajar tertentu dan setiap kelompok diberi tugas-tugas tertentu dalam rangkai mencapai tujuan pembelajaran.
b.      Kelebihan diantaranya; menumbuhkan rasa kebersamaan dan toleransi dalam sikap dan perbuatan, Menumbuhkan rasa ingin maju dan mendorong anggota kelompok.
c.       Kekurangan diantaranya; Kerja kelompok sering kali hanya melibatkan kepada siswa yang mampu sebab  mereka cakap memimpin dan mengarahkan yang kurang, Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.
3.      Metode Bermain Peran
a.       Metode bermain peran bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok.
b.      Kelebihan diantaranya; siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatifitas, kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina.
c.       Kekurangan diantaranya; sebagian anak mengikuti drama sehingga mereka kurang kreatif, banyak memerlukan waktu.
Setelah membaca makalah mengenai metode-metode pembelajaran, diharapkan untuk tidak pernah puas terhadap makalah yang telah dibuat, karena metode pembelajaran memiliki cakupan yang sangat luas, untuk itu pembaca hendak mencari sumber lain.


DAFTAR PUSTAKA


Daradjat, Zakiah. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mustafiyanti. 2014. Strategi Pembelajaran. Lampung: Darussalam Press.
Ramayulis. 2015. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Sukardi, Ismail. 2011. Model dan Metode Pembelajaran Modern; Suatu Pengantar. Palembang: Tunas Gemilang Press.
Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efisien. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Yusuf, Tayar & Saiful Anwar. 1995. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.





[1] Mustafiyanti. Strategi Pembelajaran. Lampung: Darussalam Press. 2014. Hal: 73-74.
[2] Zakiah Daradjat, dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara. 1995. Hal: 302.
[3] Ismail Sukardi. Model dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu Pengantar. Palembang: Tunas Gemilang Press. 2011. Hal: 29-30.
[4] Ibid: Hal: 30.
[5] Zakiah Daradjat. Loc. Cit.
[6] Ramayulis. Ilmu Pendididikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Cet. Ke- 12. 2015. Hal: 285.
[7] Zakiah Daradjat. Op. Cit. Hal: 304-305.
[8] Zakiah Daradjat. Op. Cit. Hal: 306-307.
[9] Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2012. Hal: 17.
[10] Ibid. Hal: 17.
[11] Hamzah B. Uno. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2007. Hal: 26.
[12] Ibid. Hal: 26.
[13] Mustafiyanti. Op. Cit. Hal: 36.
[14] Ibid. Hal: 36.
[15] Hamzah B. Uno. Op. Cit. Hal: 28.
[16] Zakiah Daradjat, dkk. Loc. Cit. 

3 komentar:

Puisi Yakinlah

  Yakinlah Oleh : Suci Utari   Masih ingat masalah di akhir tahun kemarin? Saat itu dilematis sekali mencerup hawa bening Laksana ...